Update Invasi Ukraina Hari Ke-86: Donbas Hancur Total hingga McDonald's di Rusia akan Ganti Nama

Wilayah Donbas telah 'hancur total', kata Presidan Ukraina Volodymyr Zelenskyy hingga Rusia akan mempertimbangkan untuk membuka pelabuhan Laut Hitam.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
AP Photo/Rodrigo Abd
Tentara berjalan di tengah tank Rusia yang hancur di Bucha, di pinggiran Kyiv, Ukraina, 3 April 2022. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Invasi Rusia di Ukraina terhitung hingga hari ini, Jumat (20/5/2022) telah berlangsung selama 86 hari.

Perang yang terjadi di antara dua negara bertetangga ini dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu.

Konflik bersenjata ini bermula saat Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukannya untuk melancarkan serangan berskala penuh ke Ukraina.

Yakni dengan tujuan ingin melakukan demiliterisasi dan de-nazifikasi negara tetangganya itu.

Baca juga: Tentara Rusia yang Disidang gegara Bunuh Kakek-kakek Ukraina Menunduk Minta Maaf ke Istri Korban

Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, berikut sederet kejadian yang perlu diketahui pada hari ke-86 perang Rusia dengan Ukraina:

- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa Donbas, di mana Rusia sekarang memusatkan upaya utamanya, telah "benar-benar hancur".

“Ada neraka, dan itu tidak berlebihan,” sebut Zelenskyy dalam pidato malamnya.

“Pemboman dan penembakan kota-kota lain, serangan udara dan rudal tentara Rusia, semua ini bukan hanya permusuhan selama perang.” imbuhnya.

Baca juga: Rangkuman Hari ke-85 Perang Rusia Vs Ukraina: Biden Yakin Swedia dan Finlandia Lolos Jadi NATO

- Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan akan mempertimbangkan untuk membuka akses ke pelabuhan Laut Hitam Ukraina hanya jika penghapusan sanksi terhadap Rusia juga dipertimbangkan.

Pernyataan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko, muncul setelah Kepala Pangan PBB, David Beasley memohon kepada Putin, dengan mengatakan jutaan orang akan mati di seluruh dunia karena blokade pelabuhan oleh Rusia.

- Kongres Amerika Serikat telah menyetujui 40 miliar dolar dalam bentuk bantuan militer dan kemanusiaan ke Ukraina.

Yang mana kedua pihak dengan penuh semangat mendukung upaya terbaru untuk mendukung sekutu di bawah serangan Rusia.

Baca juga: Ekspresi Datar Tentara Rusia saat Disidang gegara Bunuh Kakek-kakek Ukraina: Ditembak saat Bersepeda

Bagian terakhir datang ketika Menlu AS Antony Blinken mengatakan AS telah mengizinkan pengiriman senjata dan peralatan senilai 100 juta dolar AS dari saham Pentagon ke Ukraina.

- Mykhailo Podolyak selaku Penasihat Utama Kepresidenan Ukraina sekaligus anggota tim perunding, mengatakan gencatan senjata dengan Rusia “tidak mungkin terjadi tanpa penarikan total pasukan Rusia”.

Podolyak menyebut Kyiv tidak tertarik pada "Minsk" baru, mengacu pada Perjanjian Minsk 2015 yang ditengahi Prancis-Jerman, dalam upaya untuk mengamankan gencatan senjata antara pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia di timur Ukraina.

Baca juga: Tentara Muda Rusia yang Jalani Sidang Kejahatan Perang Akui Tembak Mati Warga Ukraina saat Bersepeda

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved