Berita Sulawesi Tenggara

38 Perempuan Ikuti Pingitan Tradisi Kahiaa dari Lembaga Adat Desa Gumanano Buton Tengah

Masyarakat Buton gelar tradisi pingitan untuk puluhan perempuan.Tradisi yang disebut Kahia'a pingitan Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah

Istimewa
Peserta pingitan Kahia'a melakukan tarian Linda di hari keempat usai dikurung 4 hari 4 malam, di Desa Gumanano, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Kamis (12/5/2022). 

Di mana waktu pelaksanaan hingga persiapan kegiatan ini di musyawarahkan terlebih dahulu melalui lembaga adat desa, dalam rangka merawat budaya pingitan dengan kerjasama yang baik.

"Kami tetap menjaga budaya leluhur, dengan saling bahu membahu dengan kerja gotong royong serta memperkuat ajang silaturahmi lembaga adat dan masyarakat yang dikumpulkan secara masal untuk menyukseskan kegiatan ini sehingga bisa terlaksana dengan baik," tutur Kades Gumanano.

Ia menjelaskan, pelaksanaan pingitan di tahun 2022 ini sempat tertunda lantaran pandemi Covid-19, sehingga baru bisa dilaksanakan saat ini sesuai dengan situasi dan kondisi untuk terus dipertahankan oleh masyarakat Desa Gumanano.

Diketahui Khasia'a kini menjadi agenda rutin yang dilaksanakan dalam tiga tahun sekali.

“Ini sudah menjadi keharusan bagi masyarakat Gumanano yang mesti dilaksanakan tiga tahun sekali melalui lembaga adat," ujar Hamidun.

Baca juga: Polelei Tradisi Unik di Binongko Sultra saat Lebaran, Bersama-sama Berkunjung dari Rumah ke Rumah

Salah satu peserta pingitan, Rasti mengatakan selama dikurung peserta tidak berinteraksi dengan dunia luar, sebut nama laki-laki juga tidak dibolehkan.

Kemudian buang air besar sangat dianjurkan untuk ditahan, dan selama pengurungan ini peserta juga harus makan sedikit sesuai porsi yang diberikan.

Adapula satu tahapan yang dilakukan para gadis yaitu dimandikan oleh para wanita yang dituakan.

"Caranya dengan membasahi pakai air hangat dari kepala menggunakan santan kelapa atau kakunde," ucap Rasti, Kamis (12/5/2022).

Di penghujung rangkaian acara tepat di hari kempat, puluhan warga beramai-ramai menyaksikan peserta pingitan yang mengenakan busana adat dan menampilkan tari linda secara bergantian atau disebut Kafolimba Kahia'a.

Pemandu tarian bernyanyi hingga bersorak berbahagia untuk memeriahkan kegiatan yang spektakuler bagi warga desa setempat dalam menyaksikan ritual dan diperkenankan untuk memberikan pasali atau memberikan uang tunai untuk peserta pingitan sebagai bentuk rasa syukur atau hadiah yang telah melawati seluruh rangkaian ritual Kahia'a.

(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved