Rangkuman Hari Ke-63 Perang: Serangkaian Ledakan di 3 Provinsi Rusia, Ukraina Sebut Tak Ada Urusan

Berikut rangkuman hari ke-63 perang Rusia dan Ukraina pada Rabu (27/4/2022).

Editor: Ifa Nabila
Layanan Pers Angkatan Darat Ukraina via Reuters
Pasukan Ukraina duduk di atas kendaraan lapis baja di wilayah Ukraina timur, 19 April 2022. 

Ukraina menuduh Rusia berusaha menyeret wilayah Transnistria yang memisahkan diri dari Moldova ke dalam perangnya.

Itu terjadi setelah pihak berwenang di wilayah yang didukung Rusia dan berdekatan dengan Ukraina barat daya itu mengaku menjadi sasaran serangkaian serangan.

Separatis pro-Rusia di Moldova mengklaim tembakan ditembakkan melintasi perbatasan dari Ukraina barat menuju sebuah desa, yang menampung depot senjata Rusia di wilayah Transnistria yang memisahkan diri.

Kementerian dalam negeri Transnistria juga mengatakan drone terbang di atas desa Kolbasna, yang dikenal sebagai Cobasna dalam bahasa Rumania.

Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa Transnistria yang didukung Moskwa dapat ditarik ke dalam perang di Ukraina.

Pimpinan Transnistria menuduh Ukraina melakukan serangkaian serangan terhadap infrastruktur negara. Kyiv menuduh Rusia yang melakukan serangan itu.

Rusia nematikan gas ke Polandia dan Bulgaria

Rusia dituduh berusaha memeras Eropa ketika pemasok energi Gazprom mengkonfirmasi telah menghentikan pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria, mendorong pembicaraan krisis di ibu kota di seluruh Eropa.

Gazprom Rusia menghentikan pengiriman gas ke Polandia dan Bulgaria karena menolak membayar dalam rubel. Uni Eropa bertindak cepat untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki menyebut langkah Rusia sebagai "serangan langsung" terhadap negaranya, dan meyakinkan bahwa Polandia tidak akan lagi membutuhkan gas Rusia mulai musim gugur ini.

Bulgaria hampir sepenuhnya bergantung pada Rusia untuk gas. Kremlin menyalahkan situasi pada tindakan yang diambil terhadap Rusia oleh "negara-negara yang tidak bersahabat", mengacu pada sanksi Barat yang dikenakan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Dampaknya Rusia tidak dapat menggunakan sebagian besar cadangan mata uang asingnya. Mengumumkan bahwa solusi telah ditemukan, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan: "Hari ini, Kremlin gagal sekali lagi dalam upayanya menabur perpecahan di antara negara-negara anggota. Era bahan bakar fosil Rusia di Eropa akan segera berakhir."

Von der Leyen memperingatkan anggota UE agar tidak menyerah pada permintaan Moskwa untuk pembayaran rubel, kecuali kontrak mereka dalam mata uang rubel, di tengah laporan beberapa pelanggan telah melakukannya.

"Ini akan menjadi pelanggaran sanksi (UE), jadi risiko tinggi bagi perusahaan," katanya. "Sekitar 97 persen" dari semua kontrak UE secara eksplisit menetapkan pembayaran dalam euro atau dolar.

Sekjen PBB datangi Moskwa dan Kyiv

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved