BKKBN Sultra
Stunting di Sulawesi Tenggara Capai 30 Persen, Pemprov Sultra Target Turun 16 Persen Tahun 2024
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) membeberkan angka stunting di Sultra masih terbilang tinggi dari rata-rata angka nasional.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) membeberkan angka stunting di Sultra masih terbilang tinggi dari rata-rata angka nasional.
Seperti diketahui angka rata-rata stunting nasional sebesar 24 persen, sedangkan di Sultra, angka stunting cukup tinggi yakni 30 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Sultra, dr Putu Agustin Kusumawati mengungkapkan penyebab masih cukup tingginya angka stunting di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kata dia, kurangnya pengetahuan dan wawasan tentang bahaya stunting, masih menjadi salah satu persoalan yang dihadapi di lapangan saat bertemu langsung dengan masyarakat.
Untuk itu, menurutnya, sosialisasi harus dilakukan mulai dari tingkat provinsi hingga ke desa-desa di Sultra.
Baca juga: Rakerda BKKBN Sultra Kuatkan Program Bangga Kencana dan Percepatan Stunting Lintas Sektor
"Kegiatan sosialisasi tentang pengetahuan stunting harus masif," katanya saat menjadi narasumber dalam dialog yang diselenggarakan di salah satu hotel di Kota Kendari, Selasa (19/4/2024).
"Agar masyarakat tahu bahaya stunting, sehingga terjadi percepatan penurunan stunting di Sultra," tambah dr Putu Agustin Kusumawati.
dr Putu Agustin menyampaikan, banyak ditemukan di lapangan, sebagian masyarakat lebih memilih memberikan susu kemasan pada bayi mereka, daripada memberikan ASI.
Sehingga pertumbuhan pada bayi baik secara fisik maupun kecerdasan IQ lambat dan menyebabkan bayi dapat mengidap stunting.
"Hal seperti ini yang menjadi tugas kita bersama untuk mempercepat penurunan stunting di Sultra, kebiasaan seperti ini yang terjadi," tuturnya.
Baca juga: Tinggi Badan Anak Lebih Pendek Dari Teman Sebayanya Bukan Melulu Stunting, Ini Kata Dokter
Kata dia, seluruh pihak harus bersinergi untuk menurunkan angka kemiskinan. Hal itu lebih spesifik untuk percepatan penurunan stunting, baik secara nasional dan terkhusus daerah Sultra.
Kepala Bappeda Sultra, Johannes Robert Maturbongs menyebut, stunting juga berarti tentang penurunan angka kemiskinan.
Untuk itu, semua lini sektor wajib untuk berkontribusi dan mendukung mewujudkan percepatan penurunan stunting di Sultra.
Di mana, target penurunan stunting di Sulawesi Tenggara (Sultra) bisa mencapai 16 persen pada tahun 2024 mendatang.
"Hal ini menjadi tugas bersama mencapai target pada tahun 2024. Kami sudah menyusun rencana aksi penurunan stunting, ini akan kami lakukan dan sosialisasikan ke seluruh daerah di Sultra," bebernya.
Baca juga: Tim Percepatan Penanganan Stunting Kota Kendari Bakal Studi Banding 2 Wilayah di Indonesia
Plt Dinas PMD Sultra, La Ode Paliawaludin, menjelaskan dana desa yang dianggarkan oleh negara untuk percepatan pencegahan stunting.
Hanya saja, untuk pencegahan stunting tidak cukup jika hanya mengandalkan dana desa. Meskipun sudah termuat dalam peraturan perundang-undangan.
Menurutnya, seluruh unsur pemerintah daerah harus terlibat dalan percepatan penurunan stunting, sesuai dengan perannya masing-masing.
"Setiap dana desa yang disalurkan ke setiap desa di Sultra, ada porsi sekian persen untuk pencegahan stunting ini," kata dia.
"Hanya saja, semua pihak harus bisa bekerja sama agar target penurunan stunting dapat segera dicapai," jelasnya.
Baca juga: BKKBN Target Angka Stunting 2024 di Bawah 14 Persen, Presiden Joko Widodo Sebut Harus Tercapai
Untuk diketahui, Kepala Bappeda Sultra dan Pelaksana Tugas (Plt) Dinas PMD Sultra bertindak sebagai narasumber pada dialog dan penyajian materi dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) BKKBN Sultra 2022.
Kegiatan ini mengusung tema "Dukungan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stanting di Provinsi Sultra".
Di mana, para nasumber dalam Rakerda BKBBN Sultra 2022 tersebut menyajikan materi sesuai dengan peran dan wewenangnya masing-masing. (*)
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)