Kalah Jumlah dan Terkepung Pasukan Rusia di Mariupol, Ukraina Bersumpah akan Berjuang sampai Akhir
Rusia semakin dekat untuk menguasai Kota Mariupol yang jika berhasil menguasainya maka akan memberikan pukulan ekonomi bagi Ukraina.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Hampir 2 bulan bertempur, Ukraina terus bertahan dari serangan pasukan militer Rusia di Kota Mariupol.
Mariupol merupakan kota yang terletak di Ukraina bagian selatan.
Secara administratif, Mariupol termasuk bagian dari Donetsk oblast
Ukraina pun bersumpah bahwa pasukan militernya di Mariupol akan 'berjuang sampai akhir' saat batas waktu penyerahan berlalu.
Baca juga: Kapal Pemimpin Perang Ditenggelamkan, Rusia Balas Serang Pabrik Rudal Ukraina yang Hancurkan Kapal
Diketahui bahwa pasukan Rusia semakin dekat untuk menguasai kota pelabuhan Mariupol yang jika berhasil menguasainya maka akan memberikan pukulan ekonomi bagi Kyiv dan kemenangan simbolis bagi Moskow.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, Kyiv bersumpah bahwa pasukannya akan 'berjuang sampai akhir' di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, setelah ultimatum Rusia agar pasukan Ukraina yang tersisa di sana untuk menyerah berakhir.
Moskow mendekati kendali penuh atas kota yang akan menjadi hadiah terbesarnya sejak menginvasi Ukraina pada Kamis, 24 Februari 2022 lalu.
Pemboman tanpa henti dan pertempuran jalanan telah membuat sebagian besar Kota Mariupol hancur, serta menewaskan sedikitnya 21.000 orang menurut perkiraan Ukraina.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-51: Rusia Kuasai Pabrik Baja Ukraina, Serang Perumahan hingga Tewaskan Bocah
“Kota ini (Mariupol) masih belum jatuh,” kata Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal, beberapa jam setelah tenggat waktu Moskow kepada para pejuang yang bersembunyi dan dikepung di pabrik baja yang luas seperti benteng di Mariupol untuk menyerah berakhir.
“Masih ada pasukan militer kita, tentara kita. Jadi mereka akan berjuang sampai akhir,” lanjutnya kepada ABC News.
Jatuhnya Mariupol, pelabuhan perdagangan terbesar di Laut Azov akan menjadi pukulan ekonomi bagi Kyiv dan kemenangan simbolis dan strategis bagi Rusia.
Serta menghubungkan wilayah yang dipegang Rusia di Donbas dengan wilayah Krimea yang dianeksasi pada tahun 2014.
Baca juga: Update Hari Ke-51 Invasi di Ukraina: Kapal Perang Rusia Tenggelam hingga Putin Diduga Gunakan Nuklir
Untuk diketahui bahwa Laut Azov merupakan tempat Ukraina mengekspor biji-bijian, besi, baja, dan mesin berat.
Jatuhnya Mariupol juga akan membantu meyakinkan publik Rusia di tengah situasi ekonomi yang memburuk akibat sanksi barat.
Dan membuat lebih banyak pasukan Rusia menjadi tersedia untuk serangan baru di timur, yang, jika berhasil, akan memberi Presiden Rusia Vladimir Putin, posisi yang kuat untuk menekan Ukraina agar membuat konsesi.
Pada Sabtu (16/4/2022) malam Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, menggambarkan situasi di Kota Mariupol sebagai 'tidak manusiawi' dan menuduh Rusia dengan sengaja berusaha menghancurkan semua orang di sana.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-50: Kapal Perang Rusia Tenggelam, Ukraina Disebut Balik Serang di Tanah Putin
Menanggapi kemungkinan pengakuan bahwa Rusia hampir merebut Kota Mariupol, Zelenskyy mengatakan pasukan Ukraina hanya menguasai sebagian kecil Mariupol dan menghadapi jumlah tentara Rusia yang jauh lebih besar.
Situasinya 'sangat sulit' di Mariupol, kata Zelenskiy kepada portal berita Ukrayinska Pravda.
“Tentara kami diblokir; yang terluka terhalang. Ada krisis kemanusiaan. Namun, orang-orang itu membela diri.” jelas Zelenskyy.
Setelah gagal mengatasi perlawanan Ukraina di utara, militer Rusia telah memfokuskan kembali serangan daratnya di daerah Donbas timur sambil mempertahankan serangan jarak jauh di tempat lain termasuk Ibu kota Ukraina, Kyiv.
Baca juga: UPDATE Hari Ke-50 Invasi Rusia di Ukraina: Bantuan AS hingga ICC Selidiki Dugaan Kejahatan Perang
Rusia memberikan batas waktu kepada tentara Ukraina yang tersisa pada pukul 06.00 waktu Moskow (3 pagi GMT) untuk meletakkan senjata mereka.
Dan batas waktu 13.00 (10 pagi GMT) untuk mengungsi, yang berlalu tanpa ada tanda-tanda kepatuhan oleh para pejuang Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal.
Pabrik baja tersebut merupakan salah satu pabrik metalurgi terbesar di Eropa dengan labirin rel kereta api dan blastfurnaces yang kini telah menjadi tempat terakhir bagi para pembela Ukraina yang kalah jumlah.
“Semua orang yang akan melanjutkan perlawanan akan dihancurkan,” ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Minggu (17/4/2022) yang mana meningkatkan kekhawatiran.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-49 Perang: Televisi Rusia Siarkan Video Penyerahan Mariupol Ukraina ke Moskwa
Kota Mariupol sendiri telah mengalami beberapa pertempuran paling sengit dan penderitaan warga sipil terburuk sejak invasi pada 24 Februari.
Yakni dengan mayat-mayat berserakan di jalan-jalan yang hancur dan ribuan orang berlindung dalam kondisi mengerikan di bawah tanah.
Zelenskyy mengatakan bahwa jika pasukan Rusia membunuh pasukan Kyiv yang tersisa untuk mempertahankan Kota Mariupol, maka proses negosiasi awal untuk mengakhiri perang akan berakhir.
“Penghancuran semua orang kami di Mariupol apa yang mereka lakukan sekarang dapat mengakhiri format negosiasi apa pun,” sebut Zelenskyy.
Baca juga: Vladimir Putin Sebut Invasi Rusia di Ukraina Bertujuan Mulia dan Hal yang Benar untuk Dilakukan
Terlepas dari situasi putus asa di Mariupol, Ukraina mengatakan pihaknya menahan pasukan Rusia di bagian lain dari republik yang memproklamirkan diri di Donetsk dan Luhansk.
Pada Minggu (17/4/2022), polisi Ukraina di Donetsk mengatakan bahwa selama 24 jam terakhir pasukan Rusia telah melepaskan tembakan dari tank.
Kemudian beberapa peluncur roket dan artileri berat di 13 pemukiman di bawah kendali Ukraina hingga menewaskan dua warga sipil.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)