Berita Sulawesi Tenggara
Mengintip Al-Qur'an Tulis Tangan Tertua di Sulawesi Tenggara, Berusia 500 Tahun dari Kerajaan Muna
Mengintip kitab suci Al-Qur'an tulis tangan tertua di Sulawesi Tenggara (Sultra) berusia 500 tahun dari Kerajaan Muna pada abad ke-15 silam.
Penulis: Fadli Aksar | Editor: Sitti Nurmalasari
Masa Raja Sugimanuru
Dari hasil penelitian juga terungkap, Al-Qur'an itu diperkirakan tak hanya satu, melainkan ada beberapa kitab yang sama beredar sekira abad ke-14 sampai 15.
Pada masa itu, ajaran Islam diperkirakan pertama kali masuk dan berkembang di Sulawesi Tenggara.
Ajaran Islam di masa itu dibawa Syech Abdul Wahid, pedagang dari Arab Saudi, masuk ke tanah Kabupaten Muna.
Saat itu, Kerajaan Muna dipimpin Raja Sugimanuru, tetapi Sugimanuru belum menganut agama Islam, melainkan agama kepercayaan masyarakat lokal.
"Tapi Raja Sugimanuru ini tidak melarang penyebaran agama Islam, malah merestui anaknya Lakilaponto untuk mendalami agama Islam," beber Agung.
Melalui Lakilaponto, ajaran Islam di Sultra disebarkan ke tanah Buton, Konawe, hingga sampai di tanah Maronene, Bombana.
"Di Buton Lakilaponto sebagai Sultan Murhum, di Konawe disebut Haluoleo, Raja Konawe, membantu menyebarkan Islam," ungkapnya.
Menurut Agung Kurniawan, Al-Qur'an tulis tangan ini menjadi benda koleksi 'Masterpiece' di Museum Sultra.
Kata dia, benda koleksi masterpiece itu pun membuat turis asing asal Belanda, berdecak kagum setelah melihat Al-Qur'an tulis tangan tersebut.
"Turis dari Belanda, dia cuma mengamati, dia kagum, dan hampir tidak percaya ada Al Qur'an tulis tangan yang masih ada sampai sekarang," tuturnya.
Dipakai Jimat
Agung mengatakan, Al Qur'an itu masih bertahan sampai 500 tahun karena bahan dasarnya terbuat dari alam.
Selain itu, pada saat Al-Qur'an ini berada di tangan warga Kabupaten Muna pada abad ke-18, jarang digunakan.
Bahkan, kata Agung KUrniawan, Al-Qur'an tulis ini dijadikan jimat pada masa lampau.