Berita Sulawesi Tenggara
Mengintip Al-Qur'an Tulis Tangan Tertua di Sulawesi Tenggara, Berusia 500 Tahun dari Kerajaan Muna
Mengintip kitab suci Al-Qur'an tulis tangan tertua di Sulawesi Tenggara (Sultra) berusia 500 tahun dari Kerajaan Muna pada abad ke-15 silam.
Penulis: Fadli Aksar | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Mengintip kitab suci Al-Qur'an tulis tangan tertua di Sulawesi Tenggara (Sultra) berusia 500 tahun dari Kerajaan Muna pada abad ke-15 silam.
Al-Qur'an tertua itu kini tersimpan dalam etalase Museum Provinsi Sultra, depan eks MTQ Tugu Religi Sultra, Jl Abunawas, Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari.
Al-Qur'an tulis tangan tertua itu diletakkan di Ruang Filologi, Fitting Lantai 2 Museum Sultra, diapit di antara naskah bersejarah lain.
Kitab suci umat Islam yang dibuat pada tahun 1501 ini ditempatkan di atas rekal atau dudukan meja lipat berbahan dari kayu.
Bagian bawah Al-Qur'an tampak lusuh kehitaman, sisi kiri dan kanan sebagian telah sobek dimakan usia.
Baca juga: 15 Surah Pendek Alquran Bisa Dibaca saat Salat Tarawih, Lengkap dengan Arti dan Latinnya
Tetapi, huruf aksara arab tulisan Al-Qur'an ini masih terlihat terang dan jelas, sehingga masih bisa terbaca.
Kurator Museum Sultra, Agung Kurniawan membeberkan Al-Qur'an tulis tangan itu diperoleh dari warga Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna, Provinsi Sultra pada tahun 2000.
"Ditemukan di masyarakat, ketika kita mengadakan penelitian tentang koleksi atau pengadaan benda koleksi," kata Agung Kurniawan di Kendari, pada Rabu (6/4/2022).
Sebelum dibawa ke Museum Sultra, Al-Qur'an itu beserta pemiliknya dibawa ke Laboratorium Museum Nasional untuk diteliti.
Al hasil, penelitian membuktikan Al Qur'an itu ditulis tangan, berdasarkan beberapa hal.
Baca juga: Ini Tips Khatam Alquran di Bulan Ramadan 1442 Hijriah, Tak Hanya Dibaca Tapi Juga Bisa Dihayati
Seperti, degradasi warna tulisan tidak konsisten atau tidak ditulis menggunakan mesin cetak.
Di samping itu, kertas Al Qur'an tertua ini dibuat dari kulit kayu Mahoni.
"Tintanya dari getah buah-buahan, diramu dari berbagai buah persik, getah jati dan berbagai buah bergetah lainnya," katanya.
Sementara, alat untuk menggoreskan aksara Arab tersebut menggunakan lidi dari daun enau.
"Tapi, sampai saat ini penulisnya belum ditahu," imbuhnya.
Baca juga: 4 Keutamaan Ramadan: Bulan Diturunkannya Alquran hingga Lailatul Qadar Malam Penuh Kemuliaan