Berita Kendari

Jelang Ramadhan 2022 Anjal dan Gepeng di Kota Kendari Sultra Kembali Bermunculan

Jelang Ramadhan anak jalanan (anjal), gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai bermunculan.

Tribun Timur
ILUSTRASI sebanyak 28 anjal dan gepeng di assesmen Dinas Sosial (Dinsos) Kota Kendari. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Jelang Ramadhan, anak jalanan (anjal), gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai bermunculan.

Baru-baru ini, sebanyak 28 anjal dan gepeng di assesmen Dinas Sosial (Dinsos) Kota Kendari.

Assesmen dilakukan untuk mengetahui identitas mereka agar memudahkan penanganan Dinsos selanjutnya.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial (Kabid Rehsos) Dinsos Kota Kendari Husni Mubaraq menyampaikan para anjal dan gepeng kembali marak lantaran mereka memanfaatkan momen sebelum Ramadan untuk mendapatkan keuntungan.

Baca juga: Pemkot Kendari dan Bulog Sultra Jamin Ketersediaan Bahan Pokok Cukup Jelang Ramadan dan Lebaran 2022

"Anjal dan gepeng kembali marak karena banyak orang yang berlomba-lomba memberikan kebaikan. Ini dimanfaatkan oleh mereka,” kata Husni, saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (29/3/2022).

Ia menyampaikan, anjal dan gepeng kebanyakan berasal dari luar Kota Kendari, seperti dari Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, bahkan dari luar Sulawesi Tenggara, seperti Sulawesi Selatan hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Dari 28 orang yang kami assesmen, 8 warga Kota, 20 diantaranya dari luar," jelasnya.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial (Kabid Rehsos) Dinsos Kota Kendari Husni Mubaraq
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial (Kabid Rehsos) Dinsos Kota Kendari Husni Mubaraq ((Amelda Devi Indriyani/TribunnewsSultra.com))

Ia menjelaskan pemerintah kota sudah berupaya menangani fenomena tersebut, mulai dari sering melakukan assesmen.

Selalu mengimbau warga Kota Kendari agar tidak memberikan sumbangan baik berupa uang maupun makanan kepada anjal dan gepeng di jalanan.

"Ini justru yang membuaat mereka tamvah banyak. Bukannya kami larang memberi, tapi lebih baik berikan langsung ke panti asuhan, rumah quran, pondok, panti lanjut usia, binaan lapas Anak (kasus napsa), itu lebih tepat, kami punya datanya," bebernya.

Bahkan penertiban dan pembinaan juga sering kali dilakukan kepada anjal dan gepeng yang didapati bersama Satpol PP, untuk dibawa ke rumah binaan.

Namun tetap saja upaya tersebut tidak bertahan lama.

Baca juga: Daftar Harga Daging Jelang Ramadhan 2022 di Pasar Tradisional Kendari Sulawesi Tenggara

"Hanya 2 hari tidak ada, setelah itu muncul kembali," ucapnya.

Menurutnya hal itu masih terus terjadi lantaran faktor ekonomi, sulitnya lapangan pekerjaan dan telah menjadi kebiasaan dari individu itu sendiri.

”Tetapi memang aktivitas ini cukup menjanjikan bagi mereka, sehari bisa dapat Rp100-200 ribu” ucap Husni.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved