Kondisi Terkini Mariupol Kota di Ukraina yang Terus Dibombardir Rusia: Tidak Ada yang Tersisa

Pada hari ke-27 perang yakni Selasa (22/3/2022) pasukan militer Rusia meningkatkan serangannya di Kota pesisir Mariupol, Ukraina selatan.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Citra satelit ©2022 Maxar Technologies via REUTERS
Citra satelit menunjukkan gambaran gedung Mariupol yang terbakar dan Teater Mariupol, Ukraina, 21 Maret 2022. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Pada hari ke-27 perang yakni Selasa (22/3/2022) pasukan militer Rusia meningkatkan serangannya di Kota pesisir Mariupol, Laut Azov yang terletak di Ukraina bagian selatan.

Dilansir TribunnewsSultra.com dari Al Jazeera, pasukan Rusia telah mengintensifkan pemboman mereka di Kota Mariupol, Ukraina yang terkepung.

Yakni ketika pertempuran di jalanan berkecamuk pada Selasa (22/3/2022).

Tepatnya sehari setelah pihak berwenang Mariupol menolak ultimatum Moskow untuk menyerah, kata para pejabat Ukraina.

Baca juga: Ukraina Tolak Ultimatum Moskow, Rusia Makin Gencar Bombardir Kota Mariupol

"Penembakan Rusia mengubah kota selatan menjadi 'abu tanah mati'," kata Dewan Kota Mariupol pada Selasa (22/3/2022).

Kantor berita Rusia RIA menyatakan bahwa pasukan Rusia dan unit separatis yang didukung Rusia telah mengambil sekitar setengah dari Kota Mariupol, dikutip dari seorang pemimpin separatis.

Sementara beberapa evakuasi dari Kota Mariupol telah terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Namun ratusan ribu masih terjebak di dalam kota dengan kekurangan makanan, air, panas dan listrik sejak tentara Rusia mengepung Kota Mariupo lebih dari dua minggu lalu.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-27 Perang Rusia Vs Ukraina, Mariupol Luluh Lantak, Ada Tuduhan Pakai Senjata Kimia

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk mengatakan setidaknya 100.000 warga sipil ingin melarikan diri dari kota.

Tetapi tidak bisa karena kurangnya koridor evakuasi yang aman.

Vereshchuk mengatakan bahwa penembakan oleh pasukan Rusia juga mencegah petugas penyelamat mengakses lokasi teater yang dibom di Mariupol.

Tempat di mana pejabat kota mengatakan ratusan orang diyakini berlindung di bawah tanah ketika terkena serangan udara pekan lalu.

Baca juga: Hadapi Warga Ukraina yang Berdemo, Tentara Rusia Lepaskan Tembakan hingga Lempari Granat

Dalam pidato video di parlemen Italia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan 'tidak ada yang tersisa' di kota itu setelah pemboman Rusia.

Pada Rabu (9/3/2022) atau di hari ke-14 perang, sebuah rumah sakit bersalin atau RS anak-anak di Kota Mariupol Ukraina hancur setelah dihantam bom dari pesawat Rusia.
Pada Rabu (9/3/2022) atau di hari ke-14 perang, sebuah rumah sakit bersalin atau RS anak-anak di Kota Mariupol Ukraina hancur setelah dihantam bom dari pesawat Rusia. (Tangkapan Layar The Guardian)

Kyiv menuduh Moskow mendeportasi penduduk Mariupol dan wilayah Ukraina yang dikuasai separatis ke Rusia.

Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova mengatakan Kyiv sedang menyelidiki 'pemindahan paksa' 2.389 anak-anak dari wilayah Luhansk dan Donetsk ke Rusia.

Sedangkan Moskow membantah memaksa orang pergi, dengan mengatakan pihaknya menerima pengungsi.

Baca juga: Rusia Ancam Bakal Putuskan Hubungan dengan AS gegara Biden Sebut Putin Penjahat Perang di Ukraina

Serangan tanpa henti di Mariupol, termasuk di bangsal bersalin dan teater yang menampung ratusan orang pekan lalu, telah menjadi wajah perang Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari lalu.

Putin menggambarkan invasi itu sebagai 'operasi militer khusus' dan Rusia mengatakan tidak menargetkan warga sipil.

Atas: Keadaan gedung Teater Drama Mariupol yang digunakan untuk warga sipil Ukraina berlindung sebelum diserang Rusia. Bawah: Sesudah serangan Rusia pada Rabu (16/3/2022).
Atas: Keadaan gedung Teater Drama Mariupol yang digunakan untuk warga sipil Ukraina berlindung sebelum diserang Rusia. Bawah: Sesudah serangan Rusia pada Rabu (16/3/2022). (Kolase Twitter Menteri Luar Negeri Ukraina @DmytroKuleba)

Ukraina menuduh Rusia memblokir akses kemanusiaan ke kota selatan Kherson, yang terletak di barat laut Krimea.

Serta merupakan satu-satunya ibu kota provinsi yang direbut Rusia sejak invasi skala penuh diluncurkan.

Baca juga: Berharap Ukraina Bisa Bertahan dari Serangan Udara Rusia, AS Kirim Senjata Militer Era Soviet

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan 300.000 penduduk Kherson kehabisan makanan.

Serangan Balasan Ukraina

Di utara, pasukan Ukraina dilaporkan mendorong mundur kemajuan Rusia dengan serangan balasan di dekat Kyiv, Kharkiv dan Mykolaiv.

Pertempuran meningkat di barat laut ibu kota, dengan Ukraina mengatakan pada Senin (21/3/2022) bahwa pasukannya telah merebut kembali kendali atas distrik Makariv.

Baca juga: Rusia Tuding Pejuang Nasionalis Ukraina Gunakan Warga Sipil sebagai Perisai Manusia

Pada Selasa (22/3/2022), pertempuran berlanjut di pinggiran Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.

Di mana setidaknya 600 bangunan telah dihancurkan oleh penembakan Rusia sejak dimulainya perang, menurut pihak berwenang setempat.

Korban Kemanusiaan

Gambar satelit menunjukkan pemandangan Teater Drama Mariupol lebih dekat sebelum pengeboman, saat kata
Gambar satelit menunjukkan pemandangan Teater Drama Mariupol lebih dekat sebelum pengeboman, saat kata "anak-anak" dalam bahasa Rusia ditulis dalam huruf putih besar di trotoar di depan dan di belakang gedung, di Mariupol, Ukraina, 14 Maret 2022. (Maxar via Reuters)

Kantor Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa mengatakan pada Selasa (22/3/2022) bahwa pihaknya telah mencatat 953 kematian warga sipil dan 1.557 luka-luka sejak dimulainya invasi.

Baca juga: UPDATE Hari Ke-27 Perang Rusia Vs Ukraina: Zelenskyy Desak Ingin Segera Negosiasi dengan Putin

Meskipun jumlah korban sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.

Pada Senin (21/3/2022), Save the Children mengatakan bahwa hingga enam juta anak yang terjebak di Ukraina 'dalam bahaya'.

Dan setidaknya 64 sekolah dan 43 rumah sakit telah dibom oleh Rusia.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi mengatakan lebih dari 3,5 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia.

Baca juga: Ukraina Mulai Melunak ke Rusia, Zelensky Mau Penuhi Syarat Putin, Tapi Tolak Menyerahkan Mariupol

Hal ini menandai tonggak sejarah lain dalam eksodus massal yang telah menyebabkan krisis pengungsi terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.

Lebih dari dua juta pengungsi telah memasuki negara tetangga Polandia.

Dengan lebih dari 540.000 dan 367.000 lainnya masing-masing menyeberang ke Rumania dan Moldova.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved