Joe Biden Bakal Kunjungi Polandia Bahas Perang Rusia Vs Ukraina hingga Boris Johnson Ingin ke Kyiv

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan berkunjung ke Polandia pada Jumat (25/3/2022).

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sangat ingin mengunjungi Ukraina secara langsung.

Diberitakan TribunnewsSutra.com dari theguardian.com, kabar soal kunjungan Biden itu diungkapkan oleh juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, pada Minggu (20/3/2022).

Baca juga: Dulu Selamat dari Holocaust Nazi, Kakek 96 Tahun di Ukraina Tewas Kena Roket Pasukan Rusia

Biden akan pergi ke Warsawa untuk pertemuan bilateral dengan Presiden Andrzej Duda.

Perjalanan Biden ke Polandia akan dilakukan sehari setelah sang presiden bertemu di Brussel dengan sekutu NATO, para pemimpin G7, dan para pemimpin Uni Eropa untuk membahas upaya internasional mendukung Ukraina.

Gedung Putih juga menyebut Biden akan menelepon sejumlah petinggi negara lain.

Seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, Konselor Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Sangat Ingin Berkunjung ke Ukraina: Ikut Merasakan Penderitaan Rakyat

Boris Johnson sangat ingin pergi ke Ukraina

Boris Johnson sangat ingin mengunjungi Ukraina yang saat ini sedang berkonflik dengan Rusia.

Johnson menyebut dirinya ada hubungan emosional dengan warga Ukraina yang kini menderita.

Diberitakan TribunnewsSultra.com dari theguardian.com, hal ini disampaikan oleh Ketua Partai Tory.

Johnson mengungkapkan keinginan itu minggu lalu, di mana ia ingin mengunjungi Kyiv.

Baca juga: Perang kian Panas, Rusia dan Ukraina Kini Rebutan Kota Mariupol: Pertempuran Terjadi di Setiap Jalan

Namun pada Senin (21/3/2022), keinginan Johnson itu sepertinya sulit terwujud.

Oliver Dowden, seorang pejabat di Inggris mengatakan kepada LBC Radio pada Senin malam tentang rencana itu.

"Yah, saya pikir perdana menteri sangat ingin pergi ke Ukraina dan dari segala yang telah terjadi dalam konflik ini bisa merasakan sebuah hubungan emosional, seperti orang-orang Inggris lainnya, dengan warga Ukraina yang menderita."