PR Besar Ukraina setelah Rusia Akhiri Perang: Butuh Bertahun-tahun Jinakkan Bom yang Belum Meledak
Menteri Dalam Negeri Ukraina menyebut akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menjinakkan persenjataan yang tidak meledak setelah perang berakhir.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Pemadam kebakaran itu gugur saat bekerja untuk memadamkan api di pasar yang disebabkan oleh serangan Rusia.
Baca juga: Penderitaan Warga Ukraina antara Hidup dan Mati Diserang Rusia: Lebih Buruk dari Perang Dunia II
Monastyrsky menambahkan bahwa fasilitas layanan darurat di Kota Kharkiv dan Mariupol hancur total dalam serangan Rusia.

Bahkan Monastyrsky menekankan bahwa responden darurat Ukraina sangat membutuhkan kendaraan yang lebih khusus dan peralatan pelindung.
"Beberapa hari mendatang akan memperburuk bencana kemanusiaan di daerah-daerah kritis," beber Monastyrsky.
“Saya harus mengatakan bahwa korban di kalangan warga sipil melebihi kerugian militer kami beberapa kali.” lanjutnya.
Baca juga: UPDATE Hari Ke-24 Perang: Rusia Disebut Menahan Jurnalis Ukraina hingga Kecaman Paus Fransiskus
Kemendagri Ukraina juga dibuat sibuk mencoba melawan kelompok penyabot Rusia yang membanjiri negara itu.
Yang menargetkan jembatan, jaringan pipa gas, dan fasilitas infrastruktur lainnya.
Monastyrsky pun menerangkan bahwa lusinan kelompok semacam itu telah beroperasi di Ukraina.
“Kami menyadari bahwa sabotase adalah alat utama dalam perang,” kata Monastyrsky, menambahkan bahwa pasukan Ukraina telah berhasil menemukan penyabot Rusia dengan melacak ponselnya.
Baca juga: Pesawat Amerika Serikat Jatuh saat Ikut Latihan Militer NATO di Dekat Perbatasan Rusia
“Kami segera bereaksi dengan mencari lokasi di mana ponsel ini terdeteksi dan bertindak melawan kelompok-kelompok itu.” jelas Monastyrsky.
Monastyrsky mengatakan bahwa si daerah yang diduduki, pasukan Rusia mencoba menakut-nakuti polisi Ukraina yang tetap di sana.
Yakni dengan mengunjungi rumah mereka dan terkadang bahkan menanam bahan peledak di pintu rumah mereka.
“Mereka mencoba menekan orang-orang di wilayah pendudukan,” terang Monastyrsky.
Baca juga: Uni Eropa Berencana Salurkan Dana Miliaran Euro Hasil Penyitaan Aset Rusia kepada Ukraina
Adapun protes besar-besaran yang pecah di Berdyansk, Melitopol, Kherson dan kota-kota Ukraina yang diduduki lainnya mengejutkan Rusia.
Hal ini diharapkan akan disambut oleh penutur asli bahasa Rusia.
“Mereka telah menghadapi warga sipil yang berbicara bahasa Rusia tetapi membela Ukraina,” terang Monastyrsky.
“Mereka sekarang menyadari bahwa mereka membuat kesalahan besar.” sambungnya.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)