Pasukan Rusia Masuki Rumah Sakit di Ukraina, Ratusan Pasien hingga Dokter RS Mariupol Disandera
Kabar terbaru perang Rusia dan Ukraina, pasukan Vladimir Putin telah menduduki rumah sakit terbesar di Kota Mariupol.
Wilayah yang terkepung ini kehabisan makanan, dengan banyak juga yang membutuhkan bantuan medis mendesak.
"Beberapa telah mengembangkan sepsis dari pecahan peluru di dalam tubuh," kata Anastasiya Ponomareva, seorang guru berusia 39 tahun yang melarikan diri dari kota pada awal perang, tetapi masih berhubungan dengan teman-teman di sana.
Teman-teman Ponomareva bersama keluarga lain di ruang bawah tanah gedung.
Mereka semua telah meninggalkan rumah yang tidak lagi aman atau tidak lagi berdiri.
"Orang-orang yang berhasil bersembunyi di tempat penampungan bawah tanah pada dasarnya tinggal di sana secara permanen," kata Ponomareva dari kota barat Drohobych, tempat dia tinggal.
"Mereka praktis tidak bisa pergi sama sekali."
Dia diberitahu bahwa kondisi dengan cepat memburuk, karena beberapa orang mengalami demam dan tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengobati mereka.
"Tidak ada bantuan medis, tidak ada antibiotik."
Beberapa jalan sangat berbahaya sehingga hanya sedikit yang keluar untuk menjemput orang mati. Banyak yang dimakamkan di kuburan massal.
Serangan Rusia yang hampir tanpa henti telah mengubah lingkungan lama mereka menjadi gurun.
Rekaman drone baru (gambar di atas) menunjukkan tingkat kerusakan yang luas, dengan api dan asap mengepul dari blok apartemen dan jalan-jalan yang menghitam dalam reruntuhan.
"Penembakan tidak berhenti," katanya.
"Mereka sangat ketakutan." Ponomareva mengatakan situasinya "sangat sulit, untuk membuatnya lebih ringan."
Orang membutuhkan koridor kemanusiaan, katanya.
"Kalau tidak, itu adalah kematian perlahan-lahan karena kelaparan dan kehausan." (Kompas.com/Bernadette Aderi Puspaningrum)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ukraina Terkini: Pasukan Rusia Duduki RS Mariupol, Sandera Ratusan Pasien dan Staf"