Berita Kendari
JSIT Sultra Jadi Pilihan Orangtua Sekolahkan Anak, Terapkan Kurikulum Nasional dan Berbasis Agama
Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Sulawesi Tenggara (Sultra) kini jadi alternatif pilihan utama para orangtua menyekolahkan anak-anaknya.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWWSSULTRA.COM, KENDARI - Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Sulawesi Tenggara (Sultra) kini jadi alternatif pilihan utama para orangtua menyekolahkan anak-anaknya.
Hal itu disampaikan Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir saat membuka kegiatan Musyawarah Wilayah III JSIT Indonesia Wilayah Sulawesi Tenggara, di Hotel Kubah 9 Kota Kendari, Sultra, Selasa (15/3/2022).
Sulkarnain Kadir mengatakan hal itu tidak mudah dicapai lantaran sebelumnya mindset orangtua kebanyakan lebih mempercayai sekolah nasional untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Menurutnya, ketika tidak diterima di sekolah nasional, maka sekolah berbasis agama menjadi pilihan selanjutnya.
"Ini mindset sebagian besar orangtua dulu. Namun, 10 tahun terakhir sudah berubah bahkan sekolah berbasis agama menjadi pilihan (alternatif) pertama orangtua ketika menyekolahkan anaknya," katanya.
Baca juga: Masih Ada Siswa di Kendari Tak Tercatat Google Form, Dampaknya Pengaruhi Ujian Sekolah
Ia mengatakan Pemerintah Kota Kendari juga mengapresiasi kerja keras dan dedikasi JSIT tidak hanya di Sultra, tapi di seluruh Indonesia.
"Diusianya ke-8 tahun dan memasuki Muswil III ini tentu bukan perjalanan mudah untuk dilewati," ucapnya.
Kata dia, tidak mungkin muncul tiba-tiba tetapi melalui proses panjang, sehingga orangtua kini kebanyakan melihat dan berharap agar anak-anaknya bisa sekolah di sekolah berbasis agama.
Di mana JSIT merintis dan menerapkan sistem pendidikan dengan konsep mengintegrasikan kurikulum nasional dengan menggabungkan nilai-nilai religius di dalamnya.
Kata dia, tidak hanya karena ada label Islamnya, akan tetapi JSIT ini terbukti bisa melahirkan anak-anak yang berprestasi.
Baca juga: Pengalaman Siswa SD dan SMP Sekolah Online di Kendari Sultra, Akui Lebih Senang Belajar Tatap Muka
"Bahkan jika melihat kompetisi yang biasa diadakan pemerintah atau lembaga lainnya, baik kecerdasan, berbasis keterampilan, atau soft skil, tidak jarang dimenangkan siswa sekolah Islam terpadu," ujarnya.
Sulkarnain Kadir juga mengingatkan agar JSIT tidak hanya menyesuaikan dengan yang telah terjadi atau sementara terjadi, tapi juga bisa mempersiapkan terhadap apa yang akan dihadapi ke depan.
"Dan yang paling penting adalah ketika anak-anak yang sekolah di JSIT ini, bisa tumbuh menjadi generasi melanjutkan estafet kepemimpinan maupun mengembangkan minat dan bakat anak-anak," ujarnya.
Ketua JSIT Sultra periode 2013-2022, Nurhafiah mengatakan sejak berdirinya JSIT pada 2013 lalu, selalu berupaya bersinergi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah.
Sebagaimana selogan JSIT yakni Bersinergi Membangun Bangsa dengan Berkarakter, Nasionalis dan Religius.
Baca juga: Tanggapan Orangtua Siswa Soal Belajar Online vs Sekolah Tatap Muka di Kendari Sulawesi Tenggara
Di mana saat ini sekolah yang terdaftar dalam JSIT di Sultra sebanyak 20 sekolah yang tersebar di 12 kabupaten dan kota.
"Satu yayasan ada yang lengkap mulai dari TK, SD sampai SMP, ada juga yang hanya TK, atau SD saja, ada juga hanya SMP saja," kata Nurhafiah.
Ia menjelaskan jika sekolah Islam terpadu berbeda dengan sekolah pada umumnya, yakni konsep yang diterapkan menggabungkan kurikulum sekolah Islam terpadu dengan kurikulum dinas pendidikan.
"Makanya kita dibilang full day dan sekolah boarding. Karena kurikulumnya padat, kita padukan tapi tetap tidak menghilangkan kurikulum dinas," ujarnya.
Jelasnya, dengan tidak menghilangkan kurikulum nasional, maka JSIT juga tetap mengikuti ujian nasional, akreditasi, adiwiyata, dan semua program dinas pendidikan.
Baca juga: Pembelajaran Murid Sudah Vaksin dan Belum Bakal Dibedakan, Siswa Sebut Nyaman Tatap Muka di Sekolah
"Sehingga inshaAllah kita tetap bersinergi membangun bangsa. Ingin menjadikan generasi kita bermutu," ucapnya. (*)
(TribunnewwsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)