OPINI
OPINI : Gejolak Harga Pangan, Kali Ini Berbeda
Gejolak (volatility) harga pangan di pasaran saat ini memang luput dari perkiraan sebelumnya.
Perluasan atau pembukaan lahan baru hanya bisa dilakukan dikawasan pinggiran dan jauh dari pemukimannya akan membuat petani hanya akan berproduksi jika harga pangan cukup tinggi, ada peluang keuntungan yang lebih besar.
Tingginya biaya produksi pangan, meliputi ongkos kerusakan lingkungan dan kebutuhan perluasan areal pertanian baru pada lahan-lahan marjinal akan meningkatkan biaya produksi yang tidak bisa dihindari akan membuat harga pangan ikut naik.
Bagaimana dengan faktor permintaan? Jelas akan melambungkan harga pangan yakni meningkatnya jumlah permintaan dan ini eksponensial, dari penduduk Indonesia dan kelas menengah yang terus bertambah besar sehingga dibutuhkan pangan yang besar pula.
Belum lagi satu faktor lain yang dampaknya mulai kelihatan yaitu semakin penting dan berkembangnya perekonomian berbasis bahan bakar hayati.
Permintaan bahan bakar hayati yang trennya naik meskipun lambat memainkan peran kunci dalam mendorong naiknya harga pangan saat ini dan di masa-masa depan.
Apalagi jika harga minyak bumi mahal seperti sekarang, maka bahan bakar hayati memiliki keunggulan ekonominya sendiri bahkan tanpa disubsidi masih tetap jauh lebih murah dibandingkan bahan bakar fosil.
Untuk semua sebab, apakah itu permintaan maupun penawaran, ada dalil dasar yang sangat kuat untuk mengatakan bahwa harga pangan pada masa-masa mendatang cenderung akan naik.
Dan itu sudah dimulai dengan kenaikan beragam kebutuhan pokok dalam 3 bulan terakhir.
Cara untuk memahaminya bisa dilihat dengan mengamati pergeseran dalam timbal balik perdagangan antara komoditas pertanian dengan sektor perekonomian lain seperti yang sudah dijelaskan di atas.