OPINI
OPINI : Gejolak Harga Pangan, Kali Ini Berbeda
Gejolak (volatility) harga pangan di pasaran saat ini memang luput dari perkiraan sebelumnya.
Jadi menurut teori ini, kenaikan harga yang terjadi akhir-akhir ini pada dasarnya hanya garis balik akhir dari daur yang sama.
Ke depan persoalan bisa jadi lebih serius karena kebijakan pemerintah yang terus mendorong ke arah agribisnis dengan sokongan investasi. Pengembangan food estate adalah contoh nyata.
Padahal food estate jelas bertentangan dengan upaya mendorong ekonomi kerakyatan khususnya ekonomi kaum tani.
Food estate akan merubah karakter produksi pangan Indonesia dari berbasiskan keluarga tani menjadi berbasis perusahaan.
Sejarah harusnya memberikan pembelajaran, di masa lalu Indonesia juga banyak negara lain ketika urusan hajat hidup orang banyak diserahkan (dominan) pada perusahaan pertanian (MNC) justru melemahkan kedaulatan pangan.
Mungkinkah Pangan Murah Berakhir
Sikap bernada suram pakar kependudukan seperti Paul R. Ehrlich yang tahun 1980 meramalkan harga-harga lima komoditas pangan tidak akan naik pada dasawarsa mendatang jelas tidak terbukti juga.
Ada beberapa faktor yang harus dilihat baik permintaan maupun penawaran pangan yang mengarah pada kesimpulan bahwa masa pangan murah kemungkinan memang akan berakhir.
Harga pangan mungkin tidak akan konstan pada harga tertinggi selamanya, tetapi tetap saja akan kembali pada tingkat yang pasti lebih tinggi dibandingkan rerata harga 30 tahun yang lalu.
Alasan yang bisa menjelasakan itu, salah satunya dari sisi penawaran di mana ongkos produksi pangan cenderung naik dan subsidi saprodi terus dikurangi seperti pupuk.
Input pertanian seperti bahan bakar, pupuk terus akan digunakan tetapi harganya pasti akan lebih mahal.
Harga mahal itu juga dipengaruhi oleh ongkos produksi minyak mentah dan gas alam.
Singkatnya, kalau harga energi mahal, maka struktur biaya usaha pertanian seperti pangan akan terangkat naik dan pada akhirnya akan membuat harga pangan ikut naik.
Alasan lainnya, petani semakin didesak untuk menghitung biaya “tanggungan luar” yang mereka akibatkan pada lingkungan hidup.
Dan ini sudah mulai terjadi seperti di Inggris. Dalam kaitannya dengan lahan pertanian yang subur sebagian besarnya sudah digunakan.