Vladimir Putin Yakin Amerika Serikat Mulai Kena Batunya, Masalah Sendiri Tapi Menyalahkan Rusia

Presiden Rusia, Vladimir Putin meyakini bahwa Negara Barat, terutama Amerika Serikat, mulai kena batunya.

Editor: Risno Mawandili
AFP/ALEXEY NIKOLSKY
Presiden Rusia Vladimir Putin, menyakin Negara Barat, termasuk Amerika Serikat telah mengalami kerugian akibat sanksi kepada Rusia. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin meyakini bahwa Negara Barat, terutama Amerika Serikat, mulai kena batunya.

Negara-negara persekutuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah mendapat masalah akibat kebijakan mereka sendiri.

Meski demikian, masalah yang timbul akibat dari kebijakan pemerintah telah menjadikan Rusia sebagai kambing hitam.

Rusia telah menggempur Ukraina selama dua pekan melalui perintah Vladimir Putin yang disebut dengan opresi militer khusus.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina, sanksi embargo ekonomi dari Negara Barat terus berdatangan.

Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Tuduh Putin Siap-siap Sebar Senjata Kimia di Ukraina setelah Rusia Tuduh AS

Meski demikian, Rusia tidak gentar menghadapi sanksi tersebut, sebagaimana disampaikan oleh Vladimir Putin.

Pasalnya, Rusia tidak tinggal diam menghadapi sanksi tersebut.

Mereka membalas dengan menghentikan ekspor secara terbatas untuk pasar Eropa dan Amerika Serikat.

Barang-barang yang dilarang untuk diekspor, yaitu alat telekomunikasi, medis, otomotif, pertanian, kelistrikan, teknologi dan kehutanan ke sejumlah Negara Barat.

Pelarangan ekspor tersebut berlaku hingga akhir 2022.

KOLASE FOTO - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Rusia Vladimir Putin
KOLASE FOTO - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Rusia Vladimir Putin (Instagram.com/@borisjohnsonuk - @leadervladimirputin)

Diperkirakan ada 200 barang yang masuk ke dalam barang yang dilarang ekspor, termasuk gerbong kereta api, kontainer, turbin dan barang lainnya.

Putin meyakini bahwa sanksi Negara Barat akan berbalik dan merugikan diri sendiri.

Hal itu diungkapkan Putin saat melakukan pertemuan dengan jajaran Pemerintah Rusia di Moskow, Kamis (10/3/2022).

Pada kesempatan itu, Putin menegaskan tak ada alternatif atas operasi militer khusus yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

Ia juga mengungkapkan bahwa Rusia bukan negara yang bisa berkompromi terkait kedaulatannya, hanya untuk semacam keuntungan ekonomi jangka pendek.

Baca juga: Perundingan Tahap Ketiga Tak Ada Kemajuan, Menlu Rusia Sebut Putin Siap Bertemu Presiden Ukraina

“Bagaimana pun juga sanksi ini akan diberikan. Ada beberapa pertanyaan, masalah dan kesulitan, tetapi di masa lalu kita bisa melewatinya dan kini kita juga bisa melakukannya,” tutur Putin dikutip dari Al-Jazeera.

"Pada akhirnya, ini semua mengarah pada peningkatan kemandirian dan kedaulatan kita,” katanya.

Komentarnya tersebut untuk menggambarkan sanksi Barat sebagai tindakan yang merugikan diri mereka sendiri.

Selain itu, ia meyakini Rusia dapat menahan apa yang disebut Moskow, sebagai perang ekonomi antara Barat melawan bank, bisnis dan oligarki bisnisnya.

Putin mengatakan Moskow, produsen energi utama yang memasok sepertiga gas Eropa, akan terus memenuhi kewajiban kontraktualnya, meski telah dikecam dengan sanksi komprehensif.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin. (Kolase Tangkapan Layar Reuters | AFP/ALEXEY NIKOLSKY)

Salah satunya, termasuk larangan pembelian minyaknya oleh Amerika Serikat (AS).

“Mereka mengumumkan bahwa mereka akan menutup impor minyak Rusia ke pasar Amerika,” tuturnya.

“Harga di sana akan tinggi, inflasi sangat tinggi, telah mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Mereka mencoba menyalahkan hasil kesalahan mereka sendiri pada kami. Kami sama sekali tak ada hubungannya dengan itu,” ujarnya.

Pemerintahan Rusia sendiri sebelumnya telah bereaksi dengan sanksi yang diberikan negara Barat dan sekutunya.

Mereka memutuskan melarang ekspor barang-barang telekomunikasi, medis, otomotif, pertanian, kelistrikan, teknologi dan kehutanan ke sejumlah negara barat pemberi sanksi, hingga akhir 2022.

Baca juga: Sederet Peristiwa Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-16: Zelenskyy Sebut Rusia Negara Teroris

Diperkirakan ada 200 barang yang masuk ke dalam barang yang dilarang ekspor, termasuk gerbong kereta api, kontainer, turbin dan barang lainnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Presiden Putin Tak Masalah Soal Sanksi Barat, Sebut Langkah Tersebut Merugikan Diri Sendiri

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved