Rumah Sakit Bersalin di Ukraina Dibom Rusia, Putin Dituding Zelenskyy Lakukan Genosida
Rabu (9/3/2022) pasukan militer Rusia disebut Ukraina telah membombardir sebuah rumah sakit anak-anak saat gencatan senajata tengah berlangsung.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Perang antara pasukan militer Rusia dengan Ukraina semakin memanas.
Pada Rabu (9/3/2022) atau di hari ke-14 invasi pasukan militer Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina, sebuah rumah sakit anak-anak di Kota Mariupol, Ukraina hancur setelah dihantam bom.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari Reuters, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia melakukan genosida.
Lantaran para pejabat Ukraina mengatakan pesawat Rusia membom sebuah rumah sakit anak-anak pada Rabu (9/3/2022) waktu setempat.
Akibat serangan itu, pasien rumah sakit pun terkubur dalam puing-puing bangunan yang hancur.
Baca juga: Begini Isi 4 Tuntutan Rusia yang Harus Dipenuhi Ukraina untuk Akhiri Perang
Serangan ini terjadi saat diberlakukan kesepakatan gencatan senjata bagi warga sipil untuk melarikan diri dari Kota Mariupol yang terkepung.
Menurut pihak berwenang, serangan ini melukai wanita dalam persalinan dan meninggalkan anak-anak di reruntuhan.

Hal itu merupakan insiden suram terbaru dari invasi hari ke-14 serta merupakan serangan terbesar di negara Eropa sejak tahun 1945.
Dewan Kota Mariupol mengatakan rumah sakit bersalin itu telah beberapa kali diserang dalam apa yang disebut Gedung Putih sebagai "penggunaan kekuatan militer secara biadab untuk mengejar warga sipil yang tidak bersalah".
Kehancuran itu terjadi meskipun Rusia berjanji untuk menghentikan penembakan sehingga setidaknya beberapa warga sipil yang terperangkap dapat melarikan diri dari kota itu.
Baca juga: Pertimbangkan Permintaan Rusia, Presiden Ukraina Tak Lagi Desak Ingin Masuk NATO
Yang mana Kota Mariupol menjadi tempat ratusan ribu orang berlindung tanpa air atau listrik selama lebih dari seminggu.
"Negara macam apa ini, Federasi Rusia, yang takut pada rumah sakit, takut pada rumah sakit bersalin, dan menghancurkannya?" sebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu (9/3/2022) malam.
Zelenskyy pun mengulangi seruannya kepada Barat untuk memperketat sanksi terhadap Rusia.
"Agar mereka (Rusia) duduk di meja perundingan dan mengakhiri perang brutal ini," tegas Zelenskyy.
Disebutkan Zelenskyy, pemboman rumah sakit anak-anak oleh Rusia adalah bukti bahwa genosida Ukraina sedang terjadi.

Baca juga: Kondisi Hari Ke-14 Perang Rusia Vs Ukraina: Evakuasi Warga hingga Terungkap Dokumen Rahasia Kyiv
Sementara itu, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, pun menanggapi tuduhan Zelenskyy itu.
"Pasukan Rusia tidak menembaki sasaran sipil." ujar Peskov.
Rusia sendiri menyebut serangannya ke Ukraina itu sebagai 'operasi khusus' untuk melucuti senjata negara tetangganya dan mengusir para pemimpin yang disebutnya neo-Nazi.
Kementerian Luar Negeri Ukraina memposting rekaman video dari apa yang dikatakan sebagai rumah sakit yang menunjukkan lubang di mana jendela seharusnya berada di gedung tiga lantai.
Tumpukan besar puing-puing yang membara berserakan di tempat kejadian.
Baca juga: Kebenaran Terkuak, FOTO Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Ikut Perang Lawan Rusia Adalah Hoaks
Adapun Badan Hak Asasi Manusia PBB mengatakan sedang memverifikasi jumlah korban di Kota Mariupol, Ukraina.
"Insiden itu menambah keprihatinan mendalam kami tentang penggunaan senjata secara sembarangan di daerah berpenduduk dan warga sipil yang terperangkap dalam permusuhan aktif di berbagai daerah," kata Juru Bicara Badan HAM PBB Liz Throssell.
Gubernur Wilayah Donetsk mengatakan 17 orang terluka dalam serangan itu.
Ukraina menuduh Rusia melanggar gencatan senjata di sekitar pelabuhan selatan, Mariupol.

Yang mana menurut para pekerja bantuan dan pejabat, warga di wilayah tersebut kehabisan makanan dan air setelah berhari-hari pemboman Rusia.
Baca juga: Pemimpin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab Tolak Telepon dari Biden Terkait Dampak Perang Rusia-Ukraina
"Penembakan membabi buta terus berlanjut," tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.
Sedangkan, perusahaan citra satelit Maxar mengatakan gambar dari hari sebelumnya menunjukkan kerusakan parah pada rumah, gedung apartemen, toko kelontong dan pusat perbelanjaan di Kota pesisir Mariupol.
Rusia dan Ukraina pun saling menyalahkan Ukraina atas kegagalan evakuasi warga sipil dalam gencatan senjata yang telah disepakati.
Pada Rabu (9/3/2022) UNICEF menyatakan bahwa dari sekitar 2 juta warga sipil yang meninggalkan Ukraina sejak invasi dimulai Kamis 24 Februari 2022 lalu, 1 juta di antaranya adalah anak-anak.
Kemudian, setisaknya 37 korban anak-anak telah tewas dan 50 terluka akibat invasi ini.
Sekitar 48.000 warga Ukraina telah dievakuasi melalui koridor kemanusiaan, menurut kantor berita Interfax Ukraina yang mengutip seorang asisten senior Zelenskyy pada Rabu (9/3/2022).
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)