Kota Luhansk yang Pro Rusia Dipenuhi Asap Hitam setelah Depot Minyak Dihantam Rudal Nasional Ukraina
Asap hitam mengepul di Luhansk setelah pasukan nasionalis Ukraina menembakkan rudal Tochka-U di Depot Minyak kota tersebut, Senin (7/3/2022).
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan keputusannya untuk mengakui kemerdekaan LPR dan DPR dari Ukraina bulan lalu, serta menekankan bahwa tidak mungkin mengabaikan penderitaan penduduk Donbass.
Tak lama kemudian, kepala kedua republik meminta bantuan Rusia untuk memukul mundur agresi pasukan Ukraina agar menghindari korban di kalangan warga sipil.
Karena telah menggarisbawahi keengganan Kiev untuk mengakhiri perang delapan tahun.
Sebagai tanggapan, Putin mengizinkan operasi militer khusus di Ukraina pada Kamis 24 Februari 2022 lalu untuk melindungi penduduk Donbass "yang telah mengalami pelecehan, genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun".
Baca juga: Petugas Kebun Binatang Ukraina dan Keluarga Bertahan di Bonbin demi Rawat Hewan selama Invasi Rusia
"Tidak mungkin untuk melihat apa yang terjadi di sana tanpa belas kasih, tidak mungkin untuk mentolerir semua ini. Penting untuk segera menghentikan mimpi buruk ini, genosida terhadap jutaan orang yang tinggal di sana yang hanya mengandalkan Rusia," kata Putin dalam pidatonya untuk bangsa.
Putin telah menekankan bahwa tujuan utama dari operasi militer adalah demiliterisasi dan 'denazifikasi' Ukraina, serta memastikan status netral dan non-nuklirnya.
Pada saat yang sama, Kremlin telah berulang kali menekankan bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia telah menunjukkan bahwa mereka hanya meluncurkan serangan presisi tinggi pada infrastruktur militer Ukraina dan penduduk sipil tidak dalam bahaya.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)