Penghina Tentara Rusia dan Pendemo yang Protes Perang di Ukraina Bisa Dipenjara dan Denda Rp647 Juta
Pemikiran warga Rusia yang ingin perdamaian yang kontra dengan pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
Zelenskyy mengatakan NATO telah memberikan "lampu hijau untuk pemboman lebih lanjut di Ukraina" dengan mengesampingkan zona larangan terbang.
Zelenskyy mengkritik NATO karena menolak menerapkan zona larangan terbang di atas Ukraina.
"Semua orang yang mati mulai hari ini juga akan mati karena Anda (NATO), karena kelemahan Anda, karena kurangnya persatuan Anda" sebut Zelenskyy.
- Pada Jumat (4/3/2022) NATO menyatakan bahwa memberlakukan zona larangan terbang dapat memicu perang penuh di Eropa dengan Rusia yang bersenjata nuklir.
“Satu-satunya cara untuk menerapkan zona larangan terbang adalah mengirim pesawat tempur NATO ke wilayah udara Ukraina, dan kemudian memberlakukan zona larangan terbang itu dengan menembak jatuh pesawat Rusia,” ujar Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Baca juga: Takut Negara Lain Ikut Perang, NATO Tolak Campur Tangan dalam Invasi Rusia ke Ukraina
Para menteri luar negeri NATO membahas "zona larangan terbang" di atas Ukraina.
Namun sepakat bahwa pesawat-pesawat NATO tidak boleh beroperasi di atas wilayah udara Ukraina, kata Stoltenberg.
- Dewan Keamanan PBB Kutuk Serangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Rusia

Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina, yang terbesar di Eropa direbut oleh pasukan militer Rusia pada Jumat (4/3/2022).
Hal ini terjadi setelah serangan Rusia yang memicu kebakaran di dekat salah satu dari enam reaktor PLTN Zaporizhzhia.
Baca juga: Rusia Rebut dan Tembaki Fasilitas Nuklir Terbesar Eropa di Ukraina, AS: Ini Kejahatan Perang
Atas kejadian ini, dilaporkan bahwa tak ada pelepasan radiasi.
Namun dikabarkan terdapat 2 tentara yang tewas akibat penyerangan Rusia di PLTN Ukraina tersebut.
Tetapi para pejabat Ukraina mengatakan para pekerja tidak dapat memeriksa semua infrastruktur keselamatan setelah serangan itu.
KTT darurat Dewan Keamanan PBB pun diadakan setelah serangan Rusia terhadap pembangkit listrik Zaporizhzhia ini.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan dunia nyaris menghindari "bencana nuklir" dan mengutuk tindakan Rusia sebagai "sembrono" dan "berbahaya".
Baca juga: Setelah Apple, Microsoft Juga Berhenti Jual Produk dan Layanan di Rusia gara-gara Invasi ke Ukraina