Nasib Presiden Ukraina Usai Kecam NATO, Pasukan Pemburu Volodymyr Zelensky dari Rusia Dekati Kyiv

Di sisi lain, kekhawatian Persiden Ukraian bakal dibunuh oleh pasukan pemburu dari Rusia tetap mengemuka.

Penulis: Risno Mawandili | Editor: Risno Mawandili
kolase foto (handover)
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (tengah), dan Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov (kanan). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Nasib Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mulai dipertanyakan, setelah dukungan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mulai mengendur.

Setelah memutuskan tidak mengirimkan bantuan pasukan, NATO juga enggan menyanggupi permintaan Zelensky untuk membuat aturan larangan zona terbang di langit Ukraina.

Di sisi lain, kekhawatian Persiden Ukraian bakal dibunuh oleh pasukan pemburu dari Rusia tetap mengemuka.

Operasi militer khusus Rusia di Ukraina telah berlangsung selama sembilan hari pada Sabtu (5/3/2022), sejak Presiden Vladimir Putin menyeruhkan perintah pada Kamis (24/2/2022) pagi waktu setempat.

Korban jiwa akibat agresi militer dilaporkan terus bertambah, baik dari pihak Ukraina maupun militer Rusia.

Baca juga: Akhirnya Rusia Umumkan Gencatan Senjata di 2 Kota Ukraina, Beri Kesempatan Warga Mengungsi

Baca juga: Hasil Autopsi Jenazah Tangmo Nida Ungkap Penyebab Kematian Artis Thailand? Kejanggalan Keluarga

Tak mau berdiam, Negara Barat yang menganggap operasi militer Rusia sebagai invasi terus melancarkan serangan dari sektor ekonomi.

Bahkan negara aliansi NATO menggalang dukungan untuk mengecam Rusia lewat dewang keamanan PBB.

Sanksi-sanksi ekonomi ternyata tak mampu memaksa Rusia menghentikan operasi militer khusus.

Presiden Vladimir Putin bahkan telah mengajukan tiga syarat untuk Ukraina agar rusia menyepakati Gencatan Senjata.

Tiga syarat itu yaitu Ukraina harus netral dari keberpihakan persekutuan Negara Barat, menghapus pengaruh nazi atau fasisme, dan Ukraina harus mengakui kedaulatan Crimea sebagai milik Rusia.

Baca juga: Rubel Anjlok gara-gara Invasi ke Ukraina, Crazy Rich Rusia Kehilangan Rp 1.800 Triliun

Vladimir Putin menegaskan bahwa tidak ada cara lain untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Ukraina.

Seolah merespon, Volodymyr Zelensky meminta agar NATO membuat aturan larangan zona terbang di langit Ukraina.

Namun permintaan itu ditolak, NATO menegaskan enggan membuat aturan seperti yang diinginkan Volodymyr Zelensky.

Penolakan itu diksampaikan Sekretaris jenderal NATO, Jens Stoltenberg.

“Kami bukan bagian dari konflik ini,” katanya, Sabtu, dilansir Al Jazeera.

Baca juga: Jadwal TV Liga Inggris SCTV & MolaTV: Klasemen Usai Hasil Man City vs Man United, Liverpool, Chelsea

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved