Rubel Anjlok gara-gara Invasi ke Ukraina, Crazy Rich Rusia Kehilangan Rp 1.800 Triliun

Peperangan ini berdampak di berbagai sektor, di antaranya ekonomi. Mata uang Rusia, Rubel, anjlok melawan dolar AS.

Editor: Ifa Nabila
Dmitry Feoktistov/Tass via theguardian.com
Warga Rusia di bandara, ingin segera tinggalkan negaranya setelah invasi ke Ukraina. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Invasi Rusia ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022) masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Peperangan ini berdampak di berbagai sektor, di antaranya ekonomi.

Mata uang Rusia, Rubel, anjlok melawan dolar AS.

Akibatnya, para miliarder Rusia tercatat mengalami kerugian. Jumlahnya pun cukup besar, yakni sekira ribuan triliun rupiah.

Baca juga: 2 Crazy Rich Rusia Minta Invasi ke Ukraina Disetop: Perdamaian Sangatlah Penting

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Senin (28/2/2022), Forbes memperkirakan, miliarder Rusia telah kehilangan lebih dari 126 miliar dollar AS atau setara Rp 1.809 triliun (Kurs Rp 14.364 per dollar AS) sejak 16 Februari 2022.

Forbes pun mencatat, 71 miliar dollar AS lenyap pada Kamis (24/2/2022), setelah indeks Moex Rusia ditutup turun 33 persen, dan Rubel jatuh ke rekor terendah terhadap Dollar AS.

Baca juga: Tentara Rusia Menangis saat Telepon Ibunya hingga Ditenangkan Wanita Ukraina

Hal ini tentu tidak lepas dari ancaman sanksi Amerika Serikat serta sekutunya, yang mengeluarkan bank-bank besar Rusia dari sistem pembayaran internasional, SWIFT, dan pembekuan akses bank sentral Rusia ke cadangan mata uang asing.

Beberapa miliarder yang kekayaannya berkurang signifikan akibat perang antara Rusia dengan Ukraina di antaranya, Leonid Mikhelson, Vagit Alekperov, Alexey Mordashov, Gennady Timchenko, dan Vladimir Lisin.

Pemilik saham gas alam terbesar kedua di Rusia, Leonid Mikhelson, juga mengalami penurunan kekayaan sebesar 4,5 milar dollar AS.

Baca juga: Jika Perang Dunia Ketiga Terjadi, Menlu Rusia Sebut Senjata Nuklir Bakal Terlibat

Sementara itu, pemilik usaha minyak Lukoil, Vagit Alekperov juga mengalami penyusutan harta kekayaan sebesar 4,2 miliar dollar AS menjadi 22,8 miliar dollar AS.

Bos perusahaan baja sekaligus pemilik saham Severstal, Alexey Mordashov juga mengalami penguapan harta kekayaan sebesar 4,2 miliar dollar AS.

Gennady Timchenko, pengusaha gas alam Novatek dan petrokimia, Sibur Holding, hartanya berkurang sekira 4,2 miliar dollar AS.

Selanjutnya, Chairman NLMK Group, Vladimir Lisin juga mengalami penyusutan kekayaan sebesar 3 miliar dollar AS. Presiden Rusia, Vladimir Putin, pun langsung memanggil sejumlah pengusaha besar di Rusia.

Pada pertemuan itu, setidaknya 13 miliarder hadir, yakni Vagit Alekperov, Pyotr Aven, Andrei Bokarev, Andrei Guriev, Mikhail Gutseriev, Suleiman Kerimov, Andrey Melnichenko, Leonid Mikhelson, Alexey Mordashov, Vadim Moshkovich, Vladimir Potanin, Dmitry Pumpevtky, dan Vladimir Yevtushenkov.

"Apa yang terjadi adalah tindakan yang perlu. Kami hanya dibiarkan tanpa kesempatan untuk melakukan sebaliknya," ujar Putin.

Akan tetapi, Forbes melaporkan, tak satu pun miliarder berkomentar.

Beberapa di antaranya mungkin terlalu takut kepada Putin untuk menentang invasi. (Kompas.com/Kiki Safitri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Miliarder Rusia Kehilangan 1.800 Triliun Akibat Perang"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved