Strategi Perang Rusia Bikin Barat Bingung, Ibu Kota Ukraina Sudah Terkepung, Kyiv Digempur Rudal

Sementara itu, Rusia telah mengepung ibu Kota Ukraina dari tiga sisi dengan melancarkan serangan rudal di Kyiv.

Editor: Risno Mawandili

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Rusia menerapkan strategi perang yang telah membuat bingung intelijen Negara Barat.

Sementara itu, Rusia telah mengepung ibu Kota Ukraina dari tiga sisi dengan melancarkan serangan rudal di Kyiv.

Intelijen AS telah salah memperkirakan bahwa Moskwa akan dengan cepat mengerahkan keukatan udaranya untuk mendominasi langit Ukraina.

Analisis sebelum invasi Rusia itu berbeda dengan apa yang terjadi di medan tempur perang hari ini.

Setelah enam hari menginvasi Ukraina, Rusia belum juga mengerahkan kekuatan militer udaranya yang terkenal besar.

Baca juga: UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina: Gelombang Besar Menuju Kyiv, Ukraina Dikepung dari 3 Arah

Melesetnya prediksi intelijen AS tersebut membuat sejumlah pejabat bingung dan mereka tidak bisa menjelaskannya dengan tepat, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (2/3/2022).

“Mereka (Rusia) mungkin belum mau mengambil risiko tinggi dengan pesawat dan pilot mereka sendiri,” kata seorang pejabat senior pertahanan AS, yang enggan disebutkan namanya.

Seorang spesialis militer juga mengatakan bahwa ada banyak hal-hal membingungkan pada medan perang.

"Ada banyak hal yang mereka lakukan yang membingungkan," ujar Rob Lee, seorang spesialis militer Rusia dari Foreign Policy Research Institute.

Dia mulanya menduga, perang akan menjadi penggunaan kekuatan secara maksimal.

ILUSTRASI - Perang atau serangan militer Rusia terhadap Ukraina.
ILUSTRASI - Perang atau serangan militer Rusia terhadap Ukraina. (Istimewa)

“Karena semakin bertambahnya hari, biaya dan risikonya pasti naik. Mereka tidak melakukan itu dan sangat sulit untuk menjelaskannya karena alasan yang realistis,” ujar Lee.

Sementara itu, sejumlah pakar militer juga melihat bukti kurangnya koordinasi antara angkatan udara Rusia dan formasi pasukan darat.

Beberapa kolom pasukan Rusia bahkan dikerahkan terlalu maju di luar jangkauan pertahanan udara mereka sendiri.

Kondisi itu membuat tentara Rusia rentan terhadap serangan dari pasukan Ukraina, termasuk drone buatan Turki dan rudal anti-tank dari AS dan Inggris.

David Deptula, pensiunan jenderal bintang tiga Angkatan Udara AS yang pernah memimpin zona larangan terbang di Irak utara, mengaku terkejut bahwa Rusia tidak bekerja lebih keras untuk membangun dominasi udara sejak awal.

Baca juga: DULU Nyawer Reza Arab Rp1,5 Miliar Gegara Gabut, KINI Doni Salman Nangis Susul Indra Kenz Tersangka

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved