UPDATE Perang Rusia vs Ukraina: Dugaan Penggunaan Bom Vakum, 70 Prajurit Gugur & 352 Warga Tewas
Berikut update terkini situasi perang Rusia vs Ukraina setelah berlangsung selama enam hari.
"Kehancuran yang coba ditimbulkan oleh Rusia di Ukraina sangat besar," tambahnya.
Bom vakum atau senjata termobarik mampu menghisap oksigen dari udara sekitarnya untuk menghasilkan ledakan suhu tinggi.
Bom ini mampu menghasilkan gelombang ledakan dengan durasi yang jauh lebih lama daripada ledakan konvensional dan mampu menguapkan tubuh manusia.
Belum ada konfirmasi resmi bahwa senjata termobarik telah digunakan dalam konflik di Ukraina.
Namun CNN melaporkan, bahwa salah satu timnya melihat peluncur roket ganda termobarik Rusia di dekat perbatasan Ukraina pada Sabtu lalu.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki mengetahui laporan tersebut namun belum bisa memastikan kebenarannya.
"Jika itu benar, itu berpotensi menjadi kejahatan perang," katanya pada konferensi pers.
Markarova mengatakan, Ukraina bekerja sama dengan Biden dan Kongres untuk mendapatkan lebih banyak senjata dan sanksi untuk Rusia.
"Mereka harus membayar, mereka harus membayar harga yang mahal," katanya kepada wartawan setelah meninggalkan pertemuan.
Amnesty International mengatakan, hukum humaniter internasional melarang penggunaan senjata yang tidak pandang bulu seperti munisi tandan.
Baca juga: Operasi Keselamatan Anoa 2022, Polres Baubau Siapkan 45 Personil Mulai 1 hingga 14 Maret
Meluncurkan serangan tanpa pandang bulu yang membunuh atau melukai warga sipil merupakan kejahatan perang.
Korban Perang
Lebih dari 70 prajurit militer Ukraina tewas dalam serangan Rusia ke sebuah pangkalan militer di Kota Okhtyrka.
Dilaporkan Reuters, militer Rusia melakukan penyerangan tersebut pada Minggu (27/2/2022) lalu, jelas gubernur regional Dmytro Zhyvytskyy di Facebook.
Okhtyrka merupakan kota yang berada di antara Kharkiv dan Ibu Kota Ukraina Kyiv.
Baca juga: Krematorium Portable Rusia Jadi Strategi Tutupi Kekalahan, Prajurit Gugur Langsung Tak Ada Jejak