Rusia Diduga Pakai Krematorium Portable untuk Hilangkan Jasad Pasukan yang Gugur Lawan Ukraina

Muncul video viral di media sosial yang menunjukkan sebuah truk krematorium portable milik Rusia agar tak tampak kalah perang lawan Ukraina.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
YouTube zaoTurmalin via nypost.com
Krematorium portable atau krematorium berjalan milik Rusia. Muncul dugaan Rusia pakai krematorium ini agar tak tampak kalah saat lawan Ukraina. 

Warga Ukraina bikin bom molotov

Sebuah industri bir di kota Lviv, Ukraina, kini banting setir untuk memproduksi bom molotov.

Bom molotov tersebut digunakan untuk membela diri dalam invasi Rusia ke Ukraina.

Dikutip TribunnewsSultra.com dari france24.com, kota tersebut terletak di dekat perbatasan Polandia.

Warga kota bersejarah itu khawatir sewaktu-waktu tank Rusia akan sampai ke sana.

"Kamu harus menunggu kainnya basah merata. Ketika sudah merata, artinya cocktail Molotov siap digunakan," ujar seorang pegawai.

Industri bir di kota Lviv, Ukraina, kini banting setir untuk memproduksi bom molotov untuk serang Rusia.
Industri bir di kota Lviv, Ukraina, kini banting setir untuk memproduksi bom molotov untuk serang Rusia. (Daniel LEAL AFP)

Pegawai yang mengenakan topi itu tampak tengah menekan kain ke dalam botol bir yang sudah diisi campuran minyak dan bensin.

Sedangkan dua pegawai lain yang berada di sampingnya juga melakukan hal yang sama sambil bercengkerama.

Para pegawai sudah menyiapkan puluhan cocktail Molotov yang sudah siap pakai.

Mereka menempatkannya dengan rapi di meja agar tak terkena salju.

Meski produksi Molotov ini kesannya konyol untuk menyerang roket dan tank milik Rusia, namun pemilik industri bir ini sangat optimis.

Yuriy Zastavny, sang pemilik pabrik bir, mengaku keputusannya sudah bulat pabriknya kini berubah memproduksi bom.

"Kami melakukan ini karena seseorang memang harus melakukannya. Kami punya skill, kami bergabung dalam aksi revolusi di tahun 2014," ujar Zastavny.

"Makanya kami harus membuat cocktail Molotov ini," sambungnya.

Ia mengaku, ide itu muncul dari para pegawainya, yang mana juga bergabung dalam revolusi 2014.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved