Berita Kendari
Kisah Guru SMK di Kendari, Berinovasi Buat Sepeda Air Untuk Refresing di Pantai
Guru jurusan multimedia di SMK Negeri 5 Kendari itu merakit Sparta sebagai sarana refreshing baru selain kegiatan rutinnya.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Laode Ari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI- Seorang guru SMK di Kendari, Sarjanadin Naudu, merakit sepeda air dan pantai atau Sparta pertama di provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Guru jurusan multimedia di SMK Negeri 5 Kendari itu merakit Sparta sebagai sarana refreshing baru selain kegiatan rutinnya.
Selain sebagai guru tetap, ia juga merupakan salah satu pengelola Stikes Budi Mulya sekaligus dosen di sana.
"Jadi aktivitas banyak. Saya garap sepeda air ini supaya bisa beraktivitas selain itu," kata Nadin kepada TribunnewsSultra.com, saat ditemui di Teluk Kendari, tepatnya di depan Hotel D'Blitz Kendari, Minggu (27/2/2022).
"Jadi untuk refreshing juga sesekali kita berada di pantai bertemu dengan banyak orang. Itu kan sesuatu hal yang menyenangkan," ujarnya.
Baca juga: Inovasi Jeruk Etno Tolaki Jadi Hand Sanitizer, 2 Mahasiswa IAIN Kendari Sabet Juara Olimpiade Agama
Selain itu, Sarjanadin mengaku merancang Sparta lantaran saat ini sedang booming hobi bersepeda selama pandemi Covid-19, tak terkecuali di Kota Kendari.
Namun kali ini ia berinisiatif menghadirkan suasana bersepeda yang baru yakni bersepeda di air.
Apalagi Kota Kendari memiliki teluk yang sangat cocok digunakan menaiki Sparta. Sehingga menurutnya Sparta bisa hadir sebagai wisata tambahan baru di Teluk Kendari.
Dengan desain semirip mungkin dengan sepeda dan tentunya dipastikan juga keamanannya.
"Sensasi baru buat olahraga bersepeda dibawa ke air tentunya itu dasar pemikirannya. Sepeda air ini di Eropa sangat berkembang, sementara di Kendari, Sulawesi Tenggara secara keseluruhan tidak ada yang memfasilitasi ini," bebernya.

Awalnya ia merakit Sparta dengan dilihatkan referensi sepeda air dari berbagai negara. Akhirnya ia mulai mencoba merancang di akhir 2020 lalu.
Sarjanadin mengklaim, Sparta rancangannya ini adalah yang pertama di Sulawesi Tenggara, kalaupun ada di tempat lain tetapi itu impor dari daerah lain atau berbeda dengan hasil rancangannya ini. Sebab Sparta ini asli buatan anak Kendari.
"Itu rancangan orisinil, hasil rancangan saya sendiri, karena model seperti ini tidak akan didapat di tempat lain, hanya didapat di Kota Kendari, di Teluk Kendari," ucapnya.
Baca juga: 4 Tim PKM UHO Ikuti Pimnas 2021, Fakultas Teknik Bawa Inovasi Peningkatan Mutu Produk Sagu Basah
Dengan 3 kali percobaan hingga akhirnya menjadi Sparta dengan model seperti yang ada saat ini.
"Rancangan pertama saya nilai gagal karena sepedanya tidak mendorong saat di air," ucapnya.
Kemudian percobaan kedua alat yang ia rancang kurang memadai, dengan model memakai rantai seperti sepeda pada umumnya. Namun setelah diuji coba tidak begitu tahan untuk digunakan di air laut yang bergelombang.
Ia melakukan beberapa kali perubahan terhadap alatnya sendiri, sehingga pada percobaan ketiga ini bisa lebih aman, nyaman dan tahan digunakan di air laut.
Rancangan yang terbaru ini memakai pedal drive bukan lagi menggunakan rantai, yakni penggerak berupa propeler atau baling-baling yang di gerakan secara manual dengan menggowes.
Kata dia, untuk kelas sepeda air sendiri ini model terbaru, karena memakai 2 gearbox yang berada di atas dan di bawah, terdiri dari 8 bagian dan bisa dibongkar atau dirakit kembali.
Sementara banyak juga buatan handmade Indonesia tetapi hanya menggunakan satu gearbox.
Baca juga: Ali Mazi Masuk Nominasi Gubernur Terbaik Kategori Pemerataan Pembangunan dan Inovasi Pendidikan
Uji coba yang ia lakukan dengan star dari Kendari watersport, kemudian menyeberang hingga di depan kantor DPRD Kota Kendari dan finish di Masjid Al Alam.
"Evaluasi saya Sparta yang menggunakan rantai ketika kita berada di tengah laut terkadang suka lepas rantainya. Itu yang membuat kurang nyaman sehingga saya ubah hanya dengan menggunakan gearbox ada di atas dan di bawah," jelasnya.
Tidak berhenti sampai disini, guru yang akrab disapa Nadin ini berharap ke depannya rancangan Sparta miliknya bisa di kembangkan lagi menjadi lebih praktis.
Sehingga bisa dinikmati semua orang di saat berlibur atau santai dan bisa dibawa kemanapun menggunakan tas karena bisa dirakit sendiri.
"Di Eropa itu sudah dikembangkan, sementara ini kelas kita masih sangat sederhana sekali dan harapan saya pengembangan sepeda air ini bisa menemani traveler. Kita ini sedang mengarah ke sana mudah-mudahan nanti pengembangan ini jadinya ke sana," tuturnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)