Berita Kendari
Cahyadi Takariawan Bagi Tips Keluarga Tangguh dan Harmonis Bagi ASN Pemkot Kendari
Cahyadi Takariawan menjadi pembicara pada Gerakan Keluarga Sakinah (GKS) Kota Kendari, di Azizah Syariah Kendari, Minggu (6/2/2022)
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Konselor Ketahanan Keluarga, Cahyadi Takariawan berbagi tips menghadirkan keluarga tangguh dan harmonis
Cahyadi Takariawan menjadi pembicara pada Gerakan Keluarga Sakinah (GKS) Kota Kendari, di Azizah Syariah Kendari, Minggu (6/2/2022)
GKS diikuti sekiranya 300 peserta itu terdiri dari kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Kota Kendari, asisten dan staf ahli, para kabag, camat, lurah dan para pasangan.
Cahyadi mengatakan ada beberapa poin untuk menghadirkan keluarga tangguh. Sebab saat ini kasus keluarga rapuh seperti digambarkan pada serial film Layangan Putus menjadi booming.
"Sebenarnya lebih banyak layangan yang tidak putus dibanding dengan yang putus, prioritas di muka bumi ini adalah keluarga yang tangguh dibanding keluarga yang rapuh," kata Cahyadi.
Baca juga: ASN Kendari Ikut Gerakan Keluarga Sakinah, Sulkarnain Kadir Harapkan Produktivitas Kerja Pegawai
Menurutnya, nasib keluarga ditentukan oleh pasangan itu sendiri, tindakan yang dilakukan akan berdampak ke depannya.
70 persen kasus di Indonesia gugatan cerai dilakukan oleh istri, Cahyadi mengatakan hal itu disebabkan banyak sebab.
Salah satunya karena banyak ketidakjelasan hubungan dari rumah tangga atas suatu problem.
Ia menyampaikan ada dua syarat untuk jadi strong family yaitu adanya komitmen dan ketangguhan.
Baca juga: Jelang HPN 2022, Ini Harapan Ketua DPK GMNI FISIP UHO Kendari dan PJ Korda BEM Nusantara Sultra
Komitmen pada keluarga bisa terwujud dari saling percaya satu sama lainnya, tidak saling curiga, saling bergantung dan memiliki tingkat kesetiaan yang tinggi.
"Jadi kita itu dependen satu dengan yang lainnya, bukan independen, jadi saling ketergantungan," jelasnya.
Selain itu, kurangnya apresiasi seorang istri kepada suami atas kerja keras yang dilakukan untuk keluarga. Sehingga bisa menjadi pemicu suami tidak kerasan atau tidak betah di rumah dan mencari tempat di mana ia lebih dihargai.
"Ketika sudah tidak saling bergantung, inilah yang menjadi penyebab layangan putus (perceraian atau rumah tangga hancur) karena saling independen, tidak saling bergantung," bebernya.
Jika sebuah keluarga memilih untuk saling merawat maka tidak ada alasan untuk saling berpaling.
Baca juga: Presiden Jokowi Batal Datang di Kendari Sulawesi Tenggara, Buka Hari Pers Nasional 2022 Virtual
"Ini adalah pilihan sadar, apakah akan di putus atau tidak. Semewah apapun jika tidak dirawat akan rusak," ucapnya.