IAIN Kendari
Jelang Pemilihan Ketua DEMA IAIN Kendari Sultra, Ini Ragam Komentar Mahasiswa Sikapi Pemilu
Inilah ragam komentar mahasiswa Institut Agama Islam Negeri atau IAIN Kendari jelang pemilihan Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA).
Penulis: Mukhtar Kamal | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Inilah ragam komentar mahasiswa Institut Agama Islam Negeri atau IAIN Kendari jelang pemilihan Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA).
Diketahui, Pemilihan Senat Mahasiswa atau SEMA IAIN Kendari telah berlangsung beberapa waktu yang lalu.
Sementara itu, pemilihan Ketua DEMA akan mulai berlangsung beberapa hari ke depan melalui online dengan sistem mahasiswa memilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) fakultas masing-masing.
Inilah ragam komentar mahasiswa IAIN Kendari dirangkum TribunnewsSultra.com, jelang pemilihan Ketua DEMA, organisasi kelembagaan tertinggi di tingkat universitas tersebut.
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Muhammad Fitrah Wardanah mengatakan dirinya merasa mahasiswa kurang antusias dalam pemilihan kali ini.
Baca juga: IAIN Kendari Gelar Publik Expose dan Awards 2021 Dihadiri Ketua DPRD Sultra dan Bupati Konkep
"Dari data pemilih tetap itu hanya sekitar 20 persen dari 100 persen yang memilih," katanya, Selasa (11/1/2022).
Lebih lanjut, Muhammad Fitrah Wardanah menerangkan saat ini mekanisme pemilihan telah berjalan maksimal.
Namun kata dia, pemilihan secara online seperti saat ini berjalan lebih berisiko menimbulkan kecurangan.
Menurutnya, sosok Ketua DEMA IAIN Kendari terpilih nantinya merupakan sosok yang akrab dengan mahasiswa.
"Satu tahun masa kepemimpinan Ketua DEMA saat ini sangat tidak ada yang kita rasakan," kata Muhammad Fitrah Wardanah.
Baca juga: Dosen IAIN Kendari Terpilih Jadi Pengajar Bahasa Indonesia Penutur Asing Bagi Warga New Delhi India
"Kami ingin Ketua DEMA itu ada masalah turun andil dan bisa menyelesaikan problem teman-teman mahasiswa," ungkapnya.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Syariah, Apriansyah mengatakan tingkat keikutsertaan dalam pemilihan mahasiswa saat ini cenderung apatisme.
"Seperti yang terjadi di TPS 5, ada sekitar 500 lebih yang terdaftar tapi yang datang memilih tidak sampai 100," katanya.
Menurutnya, kelembagaan mahasiswa kurang memberikan sosialisasi terhadap mahasiswa lain soal pemilihan yang berlangsung.
Menurut Apriansyah, pemilihan secara offline lebih dianjurkan, sebab tingkat kecurangan akan lebih minim.
Baca juga: Mahasiswa IAIN Kendari Penerima KIP Kuliah Berbagi ke Panti Asuhan, Tingkatkan Kepedulian Sosial