Detik-detik Warga Terhempas Lava Erupsi Gunung Semeru: Saya sampai Merangkak karena Napas Sesak
Buari adalah warga Desa Sumberwuluh yang letaknya hanya 4 kilometer dari Gunung Semeru.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) menyebabkan korban jiwa serta membuat ribuan keluarga kehilangan tempat tinggalnya.
Berbagai kisah pilu muncul dari para korban, khususnya warga Lumajang, Jawa Timur.
Di antaranya seorang warga bernama Buari yang kini menjadi Satgas Gunung Semeru membantu warga lain yang terdampak.
Baca juga: Rumah Warga Rusak Terdampak Erupsi Gunung Semeru, Kepala BNPB Janji: Kami akan Bangun Kembali
Dikutip TribunnewsSultra.com dari unggahan YouTube KOMPASTV, Buari adalah warga Desa Sumberwuluh yang letaknya hanya 4 kilometer dari Gunung Semeru.
Warga dua dusun tempat Buari tinggal belum sempat menyelamatkan semua barang yang ada di rumah.
Tampak pakaian yang dijemur, sepeda motor yang terparkir, hingga mainan anak masih berada di luar rumah tertutup debu vulkanik.
Baca juga: Gubernur Jatim Khofifah Tinjau Lokasi Terdampak Erupsi Gunung Semeru: Jangan Remehkan Fenomena Alam
Bahkan, tembok hingga keramik sudah terutup warna abu-abu.
Buari menyebut, dua dusun itu kini disterilkan sampai waktu yang belum ditentukan.
"Pertama, itu kan takut ada susulan. Yang kedua, barang-barang warga masih ada di dalam rumah. Jadi, takutnya ada orang yang jauh masuk ke sini," ungkap Buari.
Buari menceritakan, detik-detik erupsi Gunung Semeru terjadi, dirinya sedang bekerja.
Baca juga: Bertambah, Korban Jiwa Erupsi Gunung Semeru Jadi 13 Orang, 2 Berhasil Diidentifikasi
"Saat itu saya kerja di Curakoban, di situ tiba-tiba ada asap yang tinggi sekali, hitam," ujarnya.
Ia langsung berlari menuju rumahnya hingga sempat terhempas lava sampai merangkak.
"Di situ saya sudah terhempas oleh lava."
"Jadi saya pulang, ke tempat saya itu berlari sampai merangkak juga, karena napas sesak," paparnya.
Sesampainya di rumah, ternyata tempat tinggalnya sudah hancur dan keluarga sudah dievakuasi.
"Setelah sampai di rumah, rumah sudah hancur dan keluarga pun enggak ada di rumah saat itu
Tahunya sudah dievakuasi," tuturnya.
Baca juga: UPDATE Korban Erupsi Gunung Semeru, 1 Warga Tewas, 2 Orang Hilang, 300 KK Mengungsi
"Alhamdulilah (keluarga) selamat."
"(Barang berharga) masih (di rumah). Semua milik warga belum dievakuasi," sambungnya.
Ia menegaskan, peristiwa meletusnya gunung itu begitu cepat sehingga tak ada waktu untuk menyelamatkan harta benda.
"Tidak bisa, terlalu cepat," ucapnya.
Dikutip TribunnewsSultra.com dari Kompas.com, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mencatat, ada 2.970 rumah rusak akibat erupsi Gunung Semeru.
Selain itu, 13 fasilitas umum berupa jembatan, sarana pendidikan, dan tempat ibadah, juga mengalami kerusakan.
Hingga Minggu (5/12/2021) malam, tercatat 14 orang warga meninggal dunia dan 69 warga luka-luka.
Adapun korban luka tersebut dirawat di beberapa puskesmas dan rumah sakit di Lumajang.
Pemerintah akan Bangun Kembali Rumah Warga
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengatakan, pihaknya akan mempersiapkan penanganan pascabencana bagi warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
Yakni dengan cara membangun kembali rumah-rumah warga yang rusak akibat erupsi.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Anak Tak Tega Tinggalkan Ibu yang Lansia Akhirnya Ditemukan Tewas Berpelukan
Selain itu, warga juga akan diberikan dana tunggu untuk menyewa rumah sementara selama enam bulan, sambil menunggu rumah mereka selesai dibangun.
Hal tersebut disampaikan Suharyanto saat rapat koordinasi tanggap sarurat bencana erupsi Gunung Semeru di Kantor Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021).
"Kami akan membangun kembali rumah warga yang rusak. Selagi menunggu dibangun, kami akan berikan dana tunggu kepada mereka yang terdampak untuk menyewa rumah sementara selama enam bulan," kata Suharyanto, dilansir laman resmi bnpb.go.id.
Diharapkan dalam waktu enam bulan, rumah warga yang terdampak bisa dibangun kembali di tempat yang lebih aman.
Namun, untuk saat ini rencana pembangunan rumah warga masih menunggu perizinan untuk penggunaan lahan dari pemerintah daerah.
Baca juga: Gubernur Jatim Khofifah Tinjau Lokasi Terdampak Erupsi Gunung Semeru: Jangan Remehkan Fenomena Alam
"BNPB bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Dinas PUPR akan terus mengawal perizinan tersebut," ungkapnya.
Sementara itu Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Jarwansah, menuturkan setiap KK yang rumahnya rusak dan tidak dapat ditinggali akan mendapatkan uang sebesar Rp 500 ribu setiap bulannya selama enam bulan.
Hingga saat ini BNPB, BPBD, dan instansi terkait masih berusaha untuk melakukan asesmen dan pendataan cepat kerusakan rumah yang timbul akibat kejadian bencana erupsi Gunung Semeru.
(TribunnewsSultra.com/ Ifa Nabila) (Kompas.com) (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)