Sempat Hilang 3 Hari, Bocah 2 Tahun Ditemukan Tewas di Parit Tersangkut Kabel dan Sampah

Nasib nahas menimpa seorang balita berinisial GSA (2). Bocah tersebut ditemukan tewas di dalam parit di Surabaya, Jawa Timur.

Editor: Ifa Nabila
eac-network.org
Ilustrasi anak bermain. Nasib nahas menimpa seorang balita berinisial GSA (2). Bocah tersebut ditemukan tewas di dalam parit di Surabaya, Jawa Timur. 

TRIBUNEWSSULTRA.COM - Nasib nahas menimpa seorang balita berinisial GSA (2).

Bocah tersebut ditemukan tewas di dalam parit di Surabaya, Jawa Timur.

Ia tewas tenggelam, tepatnya di saluran air Jalan Kasman 1, Manukan Kasman, Tandes.

Korban yang sempat hilang tiga hari akhirnya ditemukan pada Jumat (24/11/2021) sekitar pukul 10.55 WIB.

Baca juga: Diduga Epilepsi Kambuh saat BAB, Pria Ini Jatuh ke Sungai dan Ditemukan Tewas Tenggelam

Korban ditemukan oleh petugas SAR gabungan dalam keadaan tidak bernyawa.

"Alhamdulillah jenazah ananda GSA ditemukan pukul 10.55 WIB," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Pemkot Surabaya Irvan Widyanto saat dihubungi TribunJatim.com,

Lokasi penemuan korban berada tepat di saluran parit yang mengarah masuk box culvert SMP Muhammadiyah 4, sisi selatan sejauh 20 meter.

"Dengan posisi miring korban tersangkut kabel dan sampah," ungkapnya.

Baca juga: Ingin Ambil Bola yang Tercebur di Kolam Renang, Bocah SD Tewas Tenggelam

Saat ini, korban sudah dievakuasi ke kamar mayat RS dr Soetomo, sebelum nanti disemayamkan ke rumah duka di Jalan Manukan Kasman 80D, Manukan, Tandes, Surabaya.

"Iya langsung ke RSUD Dr Soetomo," pungkasnya.

Sekadar diketahui, kronologi tenggelamnya balita laki-laki GSA (2) di sebuah parit sedalam dua meter di kawasan tersebut diungkap ibunda korban, Yanti. 

Ibunda korban Yanti mengatakan, anaknya itu hilang dari pengawasannya sekitar pukul 16.30 WIB, saat dirinya sedang sibuk mencuci perkakas alat dapur di dekat kamar mandi.

Baca juga: Duel Maut Saudara Kandung di Luwu Timur: Kakak Tewas Ditombak, sang Adik Terluka Parah

Saat itu, kondisi permukiman tempatnya tinggal baru saja diguyur hujan lebat, dan sempat menggenangi jalanan akses permukimannya setinggi betis orang dewasa.

Di usia GSA yang terbilang sangat rentan.

Yanti membantah, jika dirinya kerap membiarkan anaknya itu selalu bermain tanpa pengawasan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved