Hari Pahlawan
Mengenal Sultan Buton Himayatuddin Muhammad Saidi Mendapat Gelar Pahlawan Nasional
Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi di masa kepemimpinannya, ia bergerilya menentang pemerintahan Hindia Belanda dalam Perang Buton.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Sosok Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi adalah Sultan Buton ke-20 yang menjabat dari 1752 sampai 1755.
Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi di masa kepemimpinannya, ia bergerilya menentang pemerintahan Hindia Belanda dalam Perang Buton.
Sejak tahun 1755, setelah Perang Buton, Sultan Himayatuddin menetap di Siontanipa hingga akhir hayatnya.
Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi merupakan salah satu raja Kesultanan Buton yang menjabat dua kali.
Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi berkuasa antara tahun 1751-1752 dan sebagai Sultan Buton ke-23, periode 1760 sampai 1763.
Baca juga: Sosok Hery Susanto Dulu Aktivis Kini Anggota Ombudsman RI, Agenda Kunjungan di Sulawesi Tenggara
Ciri paling menonjol dari kekuasaan Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi adalah serangkaian perang dalam melawan VOC.
Di Buton adalah kesultanan yang dihimpit dua kerajaan, Gowa dan Ternate.
Kerajaan Buton dihadapkan pilihan untuk bersekutu dengan VOC agar terlepas dari tekanan Gowa dan Ternate.
Selain itu, terdapat juga konflik internal Kesultanan Buton yang semakin berdampak pada kuatnya dominasi dan hegemoni VOC.
Munculnya perlawanan kepada VOC ini adanya kepentingan ekonomi dan eksistensi kerajaan-kerajaan di Nusantara yang semakin melemah karena monopoli rempah-rempah oleh VOC.
Akar perlawanan Buton terhadap VOC ini berawal sejak 1667.
Baca juga: Brimob Polda Sultra Sebut Granat Nanas Ditemukan Warga Konawe Selatan Bom Aktif & Membahayakan Warga
Saat itu, terjadi perjanjian antara Kesultanan Buton dan VOC.
Perjanjian tersebut muncul karena peristiwa peperangan antara Kesultanan Buton dan Gowa.
Akhir tahun 1666, Buton terdesak oleh serangan hebat dari pasukan Gowa. Momen inilah yang kemudian mengundang keterlibatan VOC.
VOC mengirimkan pasukan bantuan di bawah pimpinan Speelman.