Hari Pahlawan
Mengenal Sultan Buton Himayatuddin Muhammad Saidi Mendapat Gelar Pahlawan Nasional
Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi di masa kepemimpinannya, ia bergerilya menentang pemerintahan Hindia Belanda dalam Perang Buton.
Pada 21 Desember 1666, pasukan diberangkatkan dari Batavia ke Sulawesi Tenggara untuk membantu Kesultanan Buton.
Baca juga: Dua Pocong Kecil Ditemukan saat Gali Situs, Isinya Tanah, Benang, hingga Paku: Diduga untuk Santet
Setelah pertempuran panjang, Gowa berhasil dikalahkan.
Keberhasilan VOC ini memunculkan adanya perjanjian antara Kesultanan Buton dan VOC. Pada 31 Januari 1666, di atas kapal Thertolen, terjadi kesepakatan atas perjanjian tersebut.
Pokok perjanjiannya adalah semua pohon cengkeh dan pala harus dimusnahkan di seluruh Kepulauan Tukang Besi terutama di Kaledupa dan Wangi-Wangi. Sebagai gantinya, VOC akan membayar 100 ringgit setiap tahunnya.
Mendapat gelar Pahlawan Nasional

Sultan Buton ke-20 dan 23, Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi dianugerahi Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (8/11/2019) siang.
Pasca penganugerahan itu, makam almarhum yang berada di Benteng Kesultanan Buton, banyak didatangi warga.
Warga datang berziarah ke makam Sultan Buton ini selain untuk mendoakannya, juga untuk melihat lebih dekat makam pahlawan nasional tersebut.
“Kami ingin mengenal pahlawan-pahlawan yang ada di Kesultanan Buton. Ini ziarah perdana (ke makam sultan), kami hanya mendoakan beliau supaya diterima di sisi Tuhan,” kata seorang warga, Endang Lestari, Minggu (10/11/2019) dikutip dari Kompas.com.
Mengutip unggahan akun Instagramnya yang terverifikasi, @jokowi, Presiden Joko Widodo menyerahkan gelar pahlawan nasional kepada para ahli waris penerima.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional digelar di Istana Negara pada Jumat (11/9/2019) siang.
Baca juga: Satbrimob Polda Sultra Gelar Donor Darah, Rangkaian HUT Brimob Polri ke-76 Pelopor, Diikuti TNI
Enam tokoh ini memiliki latar belakang bidang yang berbeda termasuk Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi.
Yakni tokoh jurnalisme dan pendidikan, serta tiga anggota BPUPKI/PPKI.
Enam tokoh yang dianugerahi gelar pahlawan nasional tahun ini telah berjasa dalam perjuangan di berbagai bidang untuk mencapai, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan, serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Enam tokoh tersebut adalah:
1. Ruhana Kuddus dari Sumatera Barat
2. Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yii Ko) dari Sulawesi Tenggara
3, Prof. Dr. M. Sardjito M,D., M.P.H. dari Yogyakarta
4. Prof. .H. Abdul Kahar Mudzakkir dari Yogyakarta.
5. Dr.(H.C.) Alexander Andries Maramis dari Sulawesi Utara.
6. K.H. Masjkur dari Jawa Timur. (*)