Menwa Disebut Lakukan Kekerasan Berulang, Resimen Mahasiswa UNS Solo Minta Dibekukan
Gilang meninggal dunia karena dugaan kekerasan yang dialami dalam Diklatsar Menwa UNS Solo tersebut.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Gilang Enda (21), seorang mahasiswa asal Karang Anyar yang menyam pendidikan di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, meninggal dunia saat mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar), Pra Gladi Patria XXXVI Resimen Mahasiswa (Menwa).
Gilang meninggal dunia karena dugaan kekerasan yang dialami dalam Diklatsar Menwa UNS Solo tersebut.
Peristiwa meninggalnya mahasiswa UNS Solo itu menuai beragan sorotan.
Salah satunya seorang aktivis alumnus UNS Solo, Badrus Zaman.
Ia mengatakan, kegiatan resimen mahasiswa USN Solo harusnya belajar dari pengalaman sebelumnya.
Badrus membeberkan, dulu juga pernah terjadi penganiayaan pada saat Diklat Menwa UNS Solo.
"Resimen mahasiswa UNS tidak mau belajar kejadian dulu. Karena dulu pernah terjadi penganiayaan saat Diklat Menwa," katanya, Selasa (26/10/2021).
Peristiwa serupa dengan meninggalnya Gilang itu harusnya dijadikan bahahan evaluasi. Baik dari pihak kampus maupun dari penyelenggara kegiatan.
Baca juga: Polisi Gadungan Pepet Lalu Rampok Sopir Travel, Modal Pistol dan Borgol Mainan
Baca juga: Keluarga Juragan Elpiji Dirampok dan Disekap, Harta Benda Raib hingga Satu Orang Tewas
Namun nampaknya evaluasi tak pernah dilakukan, buktinya kejadian serupa terulang lagi.
Menurut Bedrus, Menwa UNS Solo harus dibekukan sementara.
"Menurut saya, untuk sementara waktu Menwa UNS harus dihentikan, karena kejadian terus terulang," ujarnya.
Evaluasi tak hanya dilakukan dilakukan pada kampus yang telah terjadi kasus saja, namun semua kampus di Indonesia.
"Menteri Pendidikan harus melakukan evaluasi kejadian ini, tak hanya di UNS, tapi semua kampus. Agar kejadian ini tak terulang lagi," pugnkasnya.
Pernyataan serupa juga disuarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS Solo.
Presiden BEM UNS Solo, Zakky Musthofa Zuhad, mengatakan, ada kejanggalan atas meninggalnya Gilang.