Asyik Main Layangan dan Tak Bantu Orangtua, Bocah SD Dianiaya Ayah dengan Pedang Kayu hingga Tewas
Pelajar kelas 6 SD, warga Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, Bali tewas dianiaya ayah.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Nasib nahas menimpa seorang bocah bernama Kadek Sepi (13).
Korban adalah pelajar kelas 6 SD, warga Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, Bali.
Bocah malang itu tewas dianiaya ayahnya, I Nengah Kicen (32).
Baca juga: Bocah SD Dikurung di Kelas Lalu Dikeroyok 4 Teman, Kini Korban Koma Berhari-hari Terbaring di ICU
Hal itu terbukti dari hasil autopsi Tim Forensik RSUP Sanglah keluar, Sepi dinyatakan meninggal dianiaya ayahnya.
Kapolres Karangasem, AKBP Ricko Abdillah Andang Taruna mengungkapkan, luka lebam yang ditemukan di beberapa tubuh Kadek Sepi dikarenakan pukulan benda tumpul.
Sendi tulang leher terlepas hingga merobek pembuluh nadi.
"Penyebab kematian karena kekerasaan (pukulan) benda tumpul pada leher, mengakibatkan terlepasnya sendi tulang lehar dan menimbulkan robekan pembuluh nadi yang berada sekitar saluran penonjolan tulang belakang," ujar AKBP Ricko, Rabu 13 Oktober 2021.
Baca juga: Awalnya Minta Dipijat di Kamar, Ayah 59 Tahun Nekat Rudapaksa Anaknya Berkali-kali
Ia menceritakan kekerasan berujung kematian bermula dari rasa kesal Kicen terhadap ankanya.
Kadek Sepi bermain layangan bersama adiknya sejak pagi.
Berdasarkan keterangan tersangka, anaknya tidak mau membantu pekerjaan orangtuanya.
"Selasa (21 September 2021) sekitar pukul 07.30 Wita, korban bersama dua adiknya main layangan. Sedangkan orang tuanya cari rumput. Nengah Kicen kerjaanya mencari rumput. Setelah cari rumput, Kicen sempat istirahat beberapa menit serta melihat anaknya sedang bermain air di rumah," ujar AKBP Ricko.
Kicen kesal lalu bertanya. "Sudah selesai bermainan layangan?"
Baca juga: Naik Angkot Malam-malam, Wanita Nyaris Dicabuli si Sopir, Warga Dengar Jeritan hingga Keroyok Pelaku
Mendengar pertanyaan ayahnya, Kadek Sepi menjawab sudah selesai karena panas.
Dari sana amarahnya membuncah. Kicen memukul anaknya hingga meninggal.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, kata Ricko, pemukulan dengan benda tumpul terjadi saat ibu dan adiknya sedang membuat canang di emperan rumah.