Berita Kendari

Dekan FHIL UHO: Tanaman Mangrove Dapat Mengurangi Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Sumur Bor

Untuk itu, perlu tanaman seperti mangrove yang dapat mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat adanya sumur bor tersebut. 

Penulis: Mukhtar Kamal | Editor: Laode Ari
Husni Husein/Tribunnewssultra
Mahasiswa FHIL UHO saat menanam mengrove di teluk Kendari, Minggu (29/08/2021). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI- Dekan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Aminuddin Mane Kandari menuturkan sumur bor bisa berdampak buruk bagi kelangsungan hidup masyarakat.

Untuk itu, perlu tanaman seperti mangrove yang dapat mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat adanya sumur bor tersebut. 

Hal itu disampaikan, seusai sosialisasi pentingnya mangrove bagi kehidupan masyarakat yang dilakukan mahasiswa dan dosen FHIL UHO Kendari.

Sosialisasi itu berlangsung di Kantor Kelurahan Lahundape, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (29/8/2021).

"Kelamaan air kita akan terasa asin, disamping itu kita tau tanaman kehutanan itu sangat efektif dalam penyerapan karbon melalui fotosintesis," ujarnya.

Baca juga: Kawasan Wisata Tracking Mangrove di Teluk Kendari Kini Tak Terawat, Papan Jebol, Penuh Sampah

Amiruddin Mane mengungkapkan tumbuhan mangrove salah satu tumbuhan yang memilki daya serap karbon atau air tinggi.

"Jenis tanaman yang penyerapan karbonnya tinggi, maka kalau hutan mangrovenya terpelihara baik dari segi lingkungan itu dapat membantu," tuturnya.

Tak hanya itu, dampak lain adanya sumur bor juga pada struktur tanah yang semakin menurun.

Akibatnya permukaan tanah akan semakin rendah dari permukaan laut yang nantinya akan mengakibatkan tenggelamnya permukaan di wilayah tersebut.

"Air bumi terpengaruh sehingga kalau banyak sumur bor itu banyak air dasar yang akhirnya bisa jadi kering, nah kalau airnya sudah kering maka akan diisi air laut," jelas Amiruddin Mane.

Dekan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHKIL), Aminuddin Mane, dosen dan mahasiswa mengikuti penanaman magrove di Kelurahan Lahundape Kota kendari
Dekan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHKIL), Aminuddin Mane, dosen dan mahasiswa mengikuti penanaman magrove di Kelurahan Lahundape Kota kendari ((Husni Husein/TribunnewsSultra.com))

Selain itu, Amiruddin Mane juga mengatakan 200 meter permukaan tanah di Kota Kendari telah terjadi pengikisan.

"Apalagi pabrik pabrik di Kota Kendari sudah cukup banyak industrinya, sehingga produksi monoksida itu semakin banyak," terangnya.

Baca juga: Wisata Mangrove di Sulawesi Tenggara, Hutan Mangrove Bungkutoko hingga Hutan Mangrove Desa Totobo

Sebelumnya Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Kota Kendari menanam 150 bibit mangrove.

Penanaman berlokasi di pantai kawasan lindung mangrove Kelurahan Lahundape, Minggu (29/8/2021).

Penanaman ratusan bibit mangrove itu dilakukan di bibir pantai Kelurahan Lahundape, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Kegiatan itu diketahui guna pengembangan ekosistem.

Untuk mengembangkan kawasan ekowisata di Kelurahan Lahundape.

Ratusan bibit mangrove tersebut ditanam puluhan mahasiswa UHO dari Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan.

Dipimpin langsung Dekan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL), Aminuddin Mane dan dosen fakultas.

Aminuddin mengatakan memilih Lahundape sebagai lokasi penanaman mangrove karena banyaknya mangrove di kawasan tersebut rusak.

"Kita ingin merehabilitasi hutan mangrove ini. Maka kami bekerjasama dengan lurah setempat guna bersama memelihara kawasan tersebut,'' katanya saat ditemui.

Penanaman mangrove ini dihadiri juga Kepala Kelurahan Lahundape, Arwan Laura dan masyarakat setempat.

Baca juga: LKP Sultra Galakkan Penanaman Mangrove di Sulawesi Tenggara, Dari Kendari ke Kolaka, Muna, Baubau

Sebelum melakukan giat penanaman, Ratusan bibit mangrove tersebut.

Dilaksanakan sosialisasi terkait peran penting ekosistem mangrove bagi kehidupan di sekitar pesisir.

Berlangsung di Kantor Lurah Lahundape diikuti sejumlah masyarakat setempat dengan menerapkan protokol kesehatan.

Diketahui seluruh rangkain kegiatan tersebut merupakan bentuk dari Pengabdian Internal Program Kemitraan Masyarakat (PKM) UHO.

"Salah satu kewajiban kita sebagai akademisi dari Tridharma yang harus kita lakukan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat," ujar Aminuddin

Seusai sosialisasi, masyarakat dan mahasiswa turut giat bersih bersih pantai dan menaman ratusan mangrove tersebut.

Teriknya matahari tak menyurutkan semangat mahasiswa untuk melakukan penanaman ratusan bibit mangrove itu dengan baik.

"Kita tanam dengan mengikatnya menggunakan tali pada kayu agar nanti air laut pasang itu nanti tidak miring dan tumbang," kata seorang mahasiswa, Sijabir. (*)

(TribunnewsSultra.com/Husni Husein)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved