9 Istri Soekarno, Fatmawati hingga Ratna Sari Dewi, Wanita Asal Jepang Dinikahi Presiden Pertama RI
Inilah 9 istri Soekarno, Fatmawati hingga Ratna Sari Dewi, wanita asal Jepang dinikahi Presiden Pertama RI.
Hartini meninggal di Jakarta 12 Maret 2002 dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak. Hartini meninggalkan 6 anak.
Anaknya bersama Soekarno yaitu Bayu Soekarnoputra dan almarhum Taufan Soekarnoputra.
Sementara anaknya dengan Soeswondo yakni Siti Suwandari, Herwindo, Tri Harwanto, dan Sri Wulandari.
Baca juga: Lengkap Isi Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Dibacakan Soekarno di Serambi Depan Rumahnya
- Kartini Manoppo (1959–1968)
Kartini Manoppo lahir di Kotamobagu, 19 Maret 1931. Ia adalah istri kedelapan Soekarno.
Kartini merupakan wanita asal Bolaang Mongondow, Sulawesi.
Dia terlahir dari keluarga terhormat. Kartini Manoppo pernah bekerja sebagai pramugari Garuda Indonesia.
Soekarno dan Kartini Manoppo bertemu saat melihat lukisan karya Basuki Abdullah.
Sejak saat itu, Kartini Manoppo tak pernah absen tiap kali Soekarno pergi ke luar negeri.
Soekarno dan Kartini Manoppo kemudian menikah pada tahun 1959.
Keduanya dikaruniai anak bernama Totok Suryawan Soekarnoputra pada tahun 1967.
Kartini Manoppo wafat di Jakarta pada 14 April 1990 dan dimakamkan di pemakaman umum di Kelurahan Kotobangun, Kecamatan Kotamobagu Timur, Kota Kotamobagu.
- Ratna Sari Dewi (1962–1970)
Ratna Sari Dewi Soekarno biasa dipanggil Dewi Soekarno, lahir dengan nama Naoko Nemoto di Tokyo, Kekaisaran Jepang pada 6 Februari 1940.
Ia adalah istri kelima Soekarno. Ratna Sari Dewi menikah dengan Soekarno pada tahun 1962 ketika berumur 22 tahun dan mempunyai anak yaitu Kartika Sari Dewi Soekarno.
Dewi berkenalan dengan Soekarno lewat seorang relasi ketika Bung Karno berada di Hotel Imperial, Tokyo.

Nama Ratna Sari Dewi merupakan nama pemberian dari Soekarno. Soekarno yang begitu dalam mencintai Ratna Sari Dewi diketahui pernah menuliskan sebuah surat cinta.
Adapun isi surat tersebut yakni:
"Kalau aku mati, kuburlah aku di bawah pohon yang rindang."
"Aku mempunyai istri yang aku cintai dengan segenap jiwaku, namanya Ratna Sari Dewi."
"Kalau ia meninggal kuburlah ia dalam kuburku, aku menghendaki ia selalu bersama aku."
Menjelang redupnya kekuasaan Soekarno, Ratna Sari Dewi meninggalkan Indonesia. Ia pindah ke Paris, Prancis.
Setelah lebih sepuluh tahun bermukim di Paris, sejak 1983, Ratna Sari Dewi kembali ke Jakarta.
Ia kembali ke Jepang pada tahun 2008 dan menetap di Shibuya, Tokyo hingga saat ini.
- Haryati (1963–1966)
Haryati lahir di Ponorogo, Jawa Timur pada 24 Agustus 1940. Haryati adalah istri keenam Soekarno.
Sebelum menikah dengan Soekarno, Haryati adalah mantan penari istana sekaligus Staf Sekretaris Negara Bidang Kesenian.
Soekarno dan Haryati akhirnya menikah pada tanggal 21 Mei 1963. Namun pada tahun 1966, Haryati diceraikan.
Soekarno beralasan sudah tidak cocok. Saat itu, Soekarno juga sedang dekat dengan Ratna Sari Dewi Soekarno.
Haryati merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara, putri Kanjeng Pangeran Koesoemajoedho, Bupati Ponorogo periode 1916 - 1926.
Baca juga: Lirik Lagu Bersuka Ria - Soekarno, Dinyanyikan Bing Slamet, Nien Lesmana, Rita Zahara, Titiek Puspa
- Yurike Sanger (1964–1968)
Yurike Sanger adalah istri ketujuh Soekarno. Wanita kelahiran tahun 1945 itu, pertama kali bertemu dengan Soekarno pada tahun 1963.
Kala itu Yurike masih berstatus sebagai pelajar yang menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara kenegaraan.
Yurike ternyata langsung menarik perhatian Sang Putera Fajar.
Soekarno lantas memberikan perhatian ekstra kepada gadis muda itu, mengajaknya bicara, duduk berdampingan sampai mengantar pulang ke rumah.
Kemudian, benih-benih cinta sudah mulai hadir di antara keduanya.
Singkat waktu, Bung Karno menyatakan perasaannya dan menyampaikan ingin menikah dengan sang pujaan hati.
Seutai kalung pun diberikan ke Yurike. Akhirnya, Bung Karno menemui orang tua Yurike. Hingga pada 6 Agustus 1964, Soekarno menikahi Yurike secara islam di rumahnya.
Kondisi Soekarno pada 1967 yang secara de facto dimakzulkan sebagai presiden, berdampak pada kehidupan pribadi.
Soekarno yang menjadi tahanan rumah di Wisma Yoso menyarankan agar Yurike meminta cerai.
- Heldy Djafar (1966–1969)
Heldy Djafar lahir di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Provinsi Borneo, Indonesia, pada 11 Juni 1947. Ia adalah istri kesembilan Soekarno.
Heldy Djafar lahir dari pasangan H Djafar dan Hj Hamiah. Ia bungsu dari sembilan bersaudara. Ia menikah dengan Soekarno pada tahun 1966.
Kala itu Soekarno berusia 65 tahun sementara Heldy Djafar berusia 18 tahun. Saksinya Ketua DPA Idham Chalid dan Menteri Agama Saifuddin Zuhri.
Namun, pernikahan keduanya hanya bertahan dua tahun. Kala itu situasi politik sudah semakin tidak menentu.
Komunikasi tak berjalan lancar setelah Soekarno menjadi tahanan di Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto.
Heldy sempat mengucap ingin berpisah, tetapi Soekarno bertahan. Soekarno hanya ingin dipisahkan oleh maut.
Akhirnya, pada tanggal 19 Juni 1968, Heldy yang berusia 21 tahun menikah lagi dengan Gusti Suriansyah Noor, keturunan dari Kerajaan Banjar.
Kala itu Heldy yang sedang hamil tua mendapat kabar Soekarno wafat. Soekarno tutup usia pada tanggal 21 Juni 1970, dalam usia 69 tahun. (*)