Virus Corona

Terdampak Pandemi Covid-19, Pedagang di Malioboro Yogyakarta Pasang Bendera Putih

Bendera putih dipasang dari mulai jalan masuk Malioboro hingga di depan kantor Gubernur Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.

Editor: Sugi Hartono
Freepik via Tribunnews.com
Ilustrasi Pandemi Covid-19 

"Bukan protes, imbauan supaya mengerti perasaan PKL bahwa ekonomi lumpuh total tidak ada pedagang tidak ada pengunjung," kata dia.

Baca juga: Tanggapan IDI dan Satgas Soal Foto Viral Influencer Diduga Terima Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga

"Menyerah secara universal. Kami enggak bisa berbuat apa-apa lagi," ungkapnya.

Disinggung terkait bantuan dari pemerintah, Desi mengatakan saat ini bantuan belum efektif.

Sebab, bantuan disalurkan melalui koperasi yang menaungi paguyuban di Malioboro.

Sementara sekarang ini paguyuban yang dinaungi oleh koperasi hanya ada dua.

"Sementara yang dua dinaungi koperasi baru dalam proses. Kemudian 9 paguyuban lain belum ada akses ke sana. Kami minta solusi pemda supaya paguyuban dapat dana pinjaman bergulir," ujar dia.

Bantuan modal dibutuhkan para pedagang mengingat dari awal pandemi hingga saat ini sudah ada 3 ribuan pedagang yang terdampak.

Baca juga: Kata Puan Soal Rencana Penyediaan Fasilitas Isolasi Khusus DPR: Belum Diperlukan

Sebagian besar dari mereka sudah kehilangan modal karena tergerus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sementara itu, pedagang kaki lima (PKL) Malioboro, Dimanto (64) mengungkapkan, sejak pandemi Covid-19, dirinya belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah.

Aksi pemasangan bendera putih ini sekaligus untuk mengetuk hati pemerintah agar memberikan sedikit bantuan kepada para pedagang di Malioboro.

"Ya kalau kaki lima parah, terutama kuliner. Karena sejak Covid-19 ada belum pernah ada bantuan apapun dari pemerintah. Kita mengetuk hati pemerintah supaya memberikan sedikit bantuan kepada terutama pedagang kaki lima yang ada di Malioboro," katanya.

Kondisi saat ini, menurutnya, cukup berat, karena sekarang ini diperbolehkan berjualan tetapi akses masuk Malioboro masih ditutup sehingga belum banyak pengunjung yang datang.

"Sekarang lebih berat,diperbolehkan jualan tapi akses jalan masih ditutup. Kita membuat makanan thok tapi tak bisa jual. Pembeli belum ada. Kalau akses dibuka mungkin banyak pembelinya. Kalau sekarang ditutup belum ada pembeli," katanya.

"Kita jualan sehari bisa nutup kulakan saja sudah Alhamdulillah," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pedagang Malioboro Yogya Pasang Bendera Putih Tanda Menyerah: Kami Tak Bisa Apa-apa Lagi",

(Kompas.com/Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved