Covid19
3 Obat Pasien Covid-19, Remdesivir, Actemra, Gammaraas Kini Langka, Diburu Pemerintah ke Luar Negeri
Sebanyak 3 jenis obat pasien Covid-19 yakni Remdesivir, Actemra, Gammaraas, kini langka dan diburu pemerintah hingga ke luar negeri.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Sebanyak 3 jenis obat pasien Covid-19 yakni Remdesivir, Actemra, Gammaraas, kini langka dan diburu pemerintah hingga ke luar negeri.
Sejauh ini, pemerintah disebutkan kesulitan mencari 3 jenis obat untuk terapi pasien virus corona yang diproduksi di luar tersebut.
Ketiga jenis obat untuk mengobati pasien Covid-19 tersebut yakni Remdesivir, Actemra, dan Gammaraas.
“Kami menyadari bahwa ada obat-obatan impor yang memang secara global suplainya sangat ketat,” kata Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin usai rapat terbatas dengan Presiden, Jumat (16/7/2021).
Untuk mencari ketiga jenis obat itu pemerintah sampai melakukan komunikasi dengan perusahaan pembuat obat dimaksud.
Baca juga: Update Data Covid-19 di Indonesia: Rekor Kasus Baru Tertinggi hingga Sebaran Kasus di 34 Provinsi
Untuk obat Remdesivir, pemerintah saat ini berupaya berkomunikasi dengan India sebagai salah satu negara produsen agar bisa mengekspornya ke Indonesia.
“Itu sekarang solusinya kita sudah negosiasi dengan ibu Menlu dibantu agar India bisa buka kembali keran ekspornya dan sudah mulai masuk 50 ribu vial minggu ini, dan bertahap, 50 ribu per Minggu,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Pemerintah juga berkomunikasi dengan otoritas China agar bisa mengirimkan obat yang sejenis dengan Remdesivir.
“Kita juga buka akses ke China supaya obat yang mirip dengan Remdesivir bisa kita bawa masuk,” jelasnya.
Suplai Terbatas

Sementara itu untuk obat Actemra, kata Menkes, memang sulit mendapatkannya di pasaran.
Pemerintah telah berkomunikasi dengan salah satu perusahaan Swiss yang menjadi produsen obat tersebut.
Berdasarkan hasil komunikasi diketahui memang suplai Actemra sangat terbatas.
“Kita mencari beberapa alternatif obat yang mirip dengan Actemra dari Amerika Serikat, karena kebetulan AS saat gelombang pertama dan kedua punya stok obat yang cukup banyak," katanya.
Baca juga: Kata Satgas Covid-19 Soal Kenaikan Kasus Harian di Indonesia, Singgung Jumlah Testing
Terakhir yakni obat Gammaraas yang mengandung Plasma Imunoglobulin.