Berita Kendari
Perekonomian Sultra Meningkat, BI Kembangkan UMKM Daerah Melalui Pertanian di Koltim dan Kolut
Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Triwulan II 2021 akan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Laode Ari
Sehingga dapat mengoptimalkan hasil produksi dengan cara mempermudah proses produksi.
Melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), BI juga memfasilitasi para petani dengan peralatan digital farming dan peralatan produksi pertanian kepada salah satu koperasi tani di Desa Mokupa.
Penerapan teknologi digital tersebut bisa mengukur secara akurat komposisi yang diperlukan untuk mencapai hasil maksimal.
"Semua diukur secara digital. Termasuk pelatihan kepada petani untuk menggunakan alat dan mencatat serta menginterpretasikan juga merespon hasilnya.Tindakan apa yang perlu dilakukan jika hasilnya kurang, misalnya," ujarnya.
Pada kesempatan panen perdana 24 Mei 2021, padi organik di lokasi tersebut memiliki hasil produksi lebih tinggi yakni sebesar 7,1 ton per hektare (ha).
Dibandingkan hasil produksi padi organik pada umumnya yakni sebesar 3-4 ton per ha.
Lantaran menggunakan rasio 3 ekor sapi untuk kebutuhan 1 ha sawah.
Hal itu juga berhasil menurunkan biaya produksi dari Rp5-8 juta per ha menjadi Rp3,5 juta per ha.
Baca juga: Gubernur Ali Mazi Berpesan ke Bupati Muna Barat: Kembangkan Potensi Pertanian, Kelautan, Pariwisata
Melalui integrasi tersebut, juga menjadi solusi bagi masalah kelangkaan pupuk yang terkadang dialami oleh petani, yakni dengan menghasilkan pupuk sendiri, sehingga daerah tersebut menjadi desa mandiri pupuk.
Namun Bimo menyampaikan, produk beras organik tersebut belum memperoleh sertifikasi sehingga masih menjadi kendala.
"Harganya masih murah, nanti jika sudah disertifikasi harganya akan naik, pada umumnya produk yang sudah berlabel sertifikasi akan mahal dibandingkan produk konvesional. Ini yang perlu dicapai," ucapnya.
Sehingga untuk pemasarannya BI akan membuka jalan dan berkoordinasi dengan dinas terkait.
Kendala lainnya terkait pengembangan sektor pertanian, menurut Bimo masyarakat Sultra belum terbiasa dengan produk organik ini sehingga saat ini strategi pemasaran yang dilakukan adalah menjual ke luar daerah Sultra.
Meskipun demikian, BI optimistis pengembangan di sektor pertanian ini mampu meningkatkan perekonomian Sultra.
Bimo mengatakan, pihaknya tertarik mengembangkan padi organik, salah satunya karena pemasaran padi organik sangat banyak dan jumlah produksi padi organik di Sultra masih jauh di bawah kebutuhan.