Emak-emak di Kolaka Ribut dengan PT CNI Gegara Pemukiman dan Kebunnya Terdampak Aktivitas Tambang

Banjir tersebut merupakan imbas dari jebolnya tanggul penahan air di PT CNI yang mengakibatkan pemukiman dan kebun warga tergenang.

Penulis: Fadli Aksar | Editor: Fadli Aksar
Handover
Sejumlah emak-emak ribut dengan pihak PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (17/5/2021). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KOLAKA - Sejumlah emak-emak ribut dengan pihak PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (17/5/2021).

Sebab, warga terdampak banjir di Desa Ponre Waru, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka.

Banjir tersebut merupakan imbas dari jebolnya tanggul penahan air di PT CNI yang mengakibatkan pemukiman dan kebun warga tergenang.

Sejumlah emak-emak akhirnya mendatangi pihak PT CNI meminta pertanggung jawaban.

Baca juga: Adik Balok-Baloki Kakak Sendiri di Kolaka hingga Tewas, Gegara Benci Sering Kasari Ibu Kandung

Dalam video yang beredar, dengan nada tinggi, dua emak-emak tersebut beradu mulut dengan perwakilan PT CNI.

"Kau itu enak, kamu tidak pikirkan kita. Jangan bicara empat mata, bicara saja di sini," kata salah seorang emak-emak.

"Sudah sering kita datang di kantor Ceria, kantor polsek, tapi tidak ada (penyelesaian)," tambah emak-emak lagi.

Salah seorang warga, Raldi mengatakan kejadian ini bukan kali ini saja, bahkan mereka kerap kali melaporkan kondisi tanggul yang jebol tersebut.

Namun, pihak perusahaan tak pernah menggubris keluhan warga, sehingga mereka berinisiatif mendatangi pihak perusahaan.

“Jika dibiarkan terus menerus, maka makin banyak masyarakat merasakan dampak dari lalainya pengawasan perusahaan” ujar Raldi.

Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, warga meminta agar pihak PT CNI, membuat Cekdam yang lebih kokoh.

Perusahaan pertambangan nikel ini sempat membuat cekdam, namun tidak kokoh, itulah yang mengakibatkan banjir.

“Bahan Cekdam yang dibuat hanya sebatas tanah saja (tanah labil), Akibatnya selalu jebol, parahnya karena lumpur dan bekas kayu yang dibuang oleh perusahaan masuk di pemukiman warga,” katanya.

Tokoh pemuda Kecamatan Wolo Syamsuriadi juga meminta PT CNI bertanggung jawab atas peristiwa jebolnya Cekdam yang telah merendam pemukiman, perkebunan hingga jalan umum.

Dirinya mendesak perusahaan lebih teliti dan responsif dalam mengontrol Cekdamnya agar tidak lagi merugikan warga.

Baca juga: Ternyata 89 Kilo Sabu di Karung Mau Dibawa ke Kendari Via Kolaka, 2 Bandar Ditahan, 1 Tewas Ditembak

Manager Eksternal Relation, Andarias P. Batara menjelaskan, banjir terjadi akibat jebolnya tanggul di sekitar lahan yang telah dibersihkan untuk pembangunan smelter.

Akibat jebolnya tanggul tersebut pihaknya telah mendata kerugian warga.

“Kita sudah ketemu kepala desa dan masyarakat, kita mendata kerugian warga dan kami sudah siap bertanggung jawab,” katanya.

Pihaknya diberi waktu selama empat bulan untuk melakukan pembenahan dan perbaikan tanggul sehinga tidak lagi terjadi dampak yang merugikan warga.

“Kita sudah sepakat dengan masyarakat dan kami diberi waktu pembehanahan selama 4 bulan, melakukan pendataan tanaman, dan rumah keluarga yang terkena dampak, kita hitung untuk kucurkan dana kemanusian, diluar ganti rugi tanaman milik warga,” ujarnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved