KABAR BURUK Profesor Universitas Negeri Gegara Singgung Natalius Pigai Berujung Dugaan Rasisme Papua
Seorang guru besar atau Profesor disalah satu universitas negeri di Medan, Sumatera Utara (Sumut), dimutasi gegara dugaan cuitan rasisme Papua.
Prof Yusuf sudah memberikan klarifikasinya.
Mahasiswa Papua Berterimakasih

Atas kabar mutasi Prof Yusuf Leonard Henuk tersebut, Yance Emany selaku Koordinator Aksi IMP Sumut, Minggu (02/05/2021), mengucapkan terima kasih kepada pihak USU Medan.
“Saya atas nama Yance Emany selaku kordinator aksi dan pada umumnya keluarga besar IMP (Ikatan Mahasiswa Papua) Sumut,” kata Yance Emany.
“Mengucapkan banyak terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian USU, rektor beserta seluruh staf bahkan pihak-pihak yang membantu untuk menuntaskan rasisme di lingkungan USU,” jelasnya menambahkan.
Dia berharap tidak ada lagi ujaran bernada rasis terhadap anak bangsa lainnya di nusantara.
Baca juga: Sosok Pratu Lucky Matuan Anggota TNI Berkhianat Gabung KKB Papua, Personel Raider 400 Membelot OPM
“Saya berharap tidak boleh lagi orang yang menyampaikan kata-kata rasis dan penghinaan di manapun anak bangsa berada di nusantara ini,” ujarnya.
Sebelumnya, IMP Sumut melakukan aksi menuntut pencopotan Prof Yusuf Leonard Henuk di depan Kantor Biro Rektor USU Medan, pada Selasa 2 Februari 2021 lalu.
Dalam aksinya, mereka juga meminta meminta agar yang bersangkutan diproses hukum.
Menanggapi aksi tersebut, Rektor USU Medan Dr Muryanto Amin SSos MSi yang kala itu baru saja dilantik sebagai rektor langsung menemui mahasiswa yang berunjukrasa.
Muryanto menegaskan pihaknya akan memanggil Prof Yusuf Henuk untuk dimintai keterangannya terkait cuitan di media sosial tersebut.
Klarifikasi Prof Yusuf Henuk

Atas kasus ini, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Prof Yusuf Leonard Henuk, juga pernah memenuhi panggilan penyidik Polda Sumut, Selasa (16/2/2021).
Prof Yusuf Henuk menjalani pemeriksaan di Ditreskrimsus Polda Sumut terkait dugaan kasus rasialisme foto Natalius Pigai yang diunggah di media sosial.
Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan terkait cuitan terhadap Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono melalui akun Twitter-nya.