Hari Kartini 2021

Pimpinan Aisyiyah Sultra Sebut Raden Ajeng Kartini Sosok Inspiratif, Tegaskan Peran Perempuan

Menurutnya, Raden Ajeng Kartini itu sebagai solusi cerdas untuk menegaskan peran perempuan.

Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Fadli Aksar
Handover
Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulawesi Tenggara (Sultra), Marlina Gasali, terinspirasi dengan sosok Raden Ajeng Kartini. Menurutnya, Raden Ajeng Kartini sebagai solusi cerdas untuk menegaskan peran perempuan. 

Nilai-nilai agama dan etika yang ia maksud membutuhkan peran seorang ibu sebagai fungsi kontrol. 

"Memang tidak bisa dipungkiri, tidak usah terlalu jauh ya, televisi saja dalam rumah ini nyaris sepi. Anak-anak kan suka nonton. Main hp sendiri di kamarnya, sibuk sendiri," katanya.

"Tetapi itu tadi, suka tidak suka memang kita ada di jamannya, bagaimana kita memaksimalkan saja pemanfaatannya. Dan anak-anak juga bisa kita kontrol," jelasnya. 

Manfaatkan dari sisi positifnya, untuk meminimalisir sisi negatif teknologi. 

Misalnya, saat di luar atau di manapun ia bisa ngaji melalui handphone, bisa bangun terbantu dengan Alaram di Handphone.

Riwayat Pendidikan

Untuk diketahui Marlina Gasali lahir di Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), 15 Oktober 1965.

Ia menikah pada 1991 dan telah dikaruniai 3 orang putra. 

Marlina menempuh pendidikan mulai dari SD, Sanawiyah, Aliyah, dalam 12 tahun pendidikan tersebut ia tamat pada 1985.

Kemudian, melanjutkan pendidikan di IAIN Alauddin Kendari, Fakultas Tarbiyah pada tahun 1985.

S2 jurusan Pendidikan Islam IAIN Alauddin Makassar, tamat pada 2002.

Baca juga: Hari Kartini, Ketua Penggerak PKK Kota Kendari, Sri Lestari: Perempuan Ambil Peran di Pemerintahan

Baca juga: Hari Kartini, Kapolsek Baruga Sosialisasi Penghapusan Kekerasan Perempuan dan Anak di Watubangga

Marlina senang  berorganisasi, buktinya sejak kuliah ia aktif di senat mahasiswa.

Sementara organisasi kemasyarakatan atau ekstra kampus ia aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. 

Setelah selesai di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, ia diberi amanah sebagai ketua Nasyatul Aisyiah hingga dua periode.

Kemudian, ia diberi amanah lagi sebagai pimpinan wilayah Aisyiah Sulawesi Tenggara, dua periode sejak 2015-2020.

"Pengalaman saya secara pribadi, bagaimana menghadapi karakter orang ya seperti dalam prinsip agama, bahwa yang tua kita hormati, sebaya kita hargai, yang muda kita sayangi, saya kira itu saja yang menjadi modal dalam kebersamaan kita," tambahnya.(*)

(Tribunnewssultra.com/Amelda Devi Indriyani)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved