Bom Makassar

Polda Sutra Akan Perketat Penjagaan Tempat Ibadah, Masyarakat Diminta Tak Khawatir

Kepolisian daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) akan mensiagakan personel di setiap Gereja.

Penulis: Mukhtar Kamal | Editor: Laode Ari
Handover
Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Sultra, Kombes Pol Ferry Walintukan 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI -Kepolisian daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) akan mensiagakan personel di setiap Gereja.

Selain itu, Polda Sultra juga meningkatkan pengamanan tempat ibadah tersebut.

Hal itu dilakukan untuk rasa aman kepada masyarakat di Sultra selama menjalankan ibadah pasca insiden Bom Bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/03/2021) kemarin.

Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Pol Ferry Walintukan mengatakan, saat ini personel Detasemen Khusus atau Densus 88 Anti Teror sudah persiapakan untuk memantau sejumlah tempat ibadah.

Polda juga memerintahkan beberapa satuan untuk intens menjaga lokasi ibadah di wilayah masing-masing Polres dan Polsek.

"Sebenarnya kalau di Sulawesi Tenggara (Sultra) saat waktu pelaksanaan ibadah berlangsung tim selalu melakukan pengamanan," kepada TribunnewsSultra.com, Senin (29/03/2021).

Baca juga: Paus Fransiskus Respons Aksi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar: Kami Berdoa untuk Korban

Baca juga: 5 Poin Pernyataan Vikaris Episkopal Sulawesi Tenggara Terkait Ledakan Bom Gereja Katedral Makassar

Baca juga: Buntut Bom Bunuh Diri di Makassar, Polres Konawe Jaga Ketat Semua Tempat Ibadah

Kombes Pol Ferry Walintukan menambahkan, pengamanan sejumlah temat ibadah sudah dilakukan sejak lama.

Namun, terkait adanya insiden bom bunuh diri dan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat Polda kembali memberikan penjagaan di sejumlah tempat ibadah sehingga tetap terpantau aman dan kondusif.

"Kami menghimbau kepada para jamaat Gereja di Kendari dan beberapa wilayah di Sultra agar tetap beraktifitas seperti biasa dan tak perlu terlalu khawatir," ujar Ferry.

Pernyataan Vikep Sultra

Insiden bom  bunuh diri di Gereja Katedral Makasar, mendapat reaksi dari sejumlah tokoh agama, termasuk Vikaris Episkopalis atau Uskup Umat Katolik Sultra.

Vikaris Episkopal Sulawesi Tenggara atau Vikep Sultra RD Willibrordus Welle.
Vikaris Episkopal Sulawesi Tenggara atau Vikep Sultra RD Willibrordus Welle. (handover)

Berikut selengkapnya 5 poin pernyataan Vikep Sultra RD Willibrordus Welle, Senin (29/03/2021), dikonfirmasi TribunnewsSultra.com terkait teror bom di Gereja Katedral Makassar:

1. Terkesima dan sedih. Itulah reaksi spontan kala mengetahui berita tentang bom yang meledak di depan pintu masuk Gereja Katedral Makassar.

2. Semoga para korban yang mengalami luka-luka atas ledakan bom tersebut disembuhkan berkat penanganan medis yang baik.

3. Semoga kesigapan pihak keamanan dalam merespons kejadian tersebut dan dalam mengusut tuntas jaringan pelaku memberikan rasa aman dan meyakinkan umat untuk merayakan Hari Kamis Putih, Hari Jumat, dan Hari Raya Paskah dengan tenang, tanpa kecemasan berlebihan.

4. Semoga kematian pelaku menggedor rasa kemanusiaan segenap warga bangsa ini untuk meyakini bahwa Allah menciptakan manusia agar mencintai kehidupan.

5. Kita semua berharap dan bertekad supaya peristiwa hari Minggu kemarin justru kian mengobarkan tekad bersama sebagai bangsa, khususnya warga Sulawesi Tenggara, untuk merajut toleransi dan kebersamaan yang mempersempit peluang bertumbuhnya sikap saling membenci.

Tanggapan MUI Sultra

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Tenggara ( MUI Sultra) KH Mursyidin mengimbau umat tetap tenang menyikapi ledakan bom Gereja Katedral Makassar.

Sebelumnya, bom meledak disekitar gereja yang berlokasi di Jalan Kajaolalido, Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), tersebut pada Minggu (28/3/2021).

“Pertama apapun namanya, tindakan bunuh diri semua agama tidak ada yang membenarkan apalagi sampai membunuh orang lain,” katanya dikonfirmasi TribunnewsSultra.com, petang ini.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) KH Mursyidin.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) KH Mursyidin. (Dokumentasi TribunnewsSultra.com)

Ketua MUI Sultra KH Mursyidin berharap seluruh umat di Sultra berbaik sangka dan bertabayyun untuk senantiasa menjaga kebersamaan dan kerukunan antarumat beragama.

Saling menghormati, menghargai, dan tidak melanggar aturan yang dilarang agama.

“Mari menjaga kebersamaan, tidak saling memfitnah dan menuduh, saling berbaik sangka, dan bertabayyun sambil mencari solusi terbaik supaya kita terhindar,” jelasnya.

“Mari tidak melanggar aturan agama. Apalagi tindakan menyebabkan orang lain tersiksa itu dosa dan dilarang agama, apalagi agama Islam,” ujarnya menambahkan.

Baca juga: GP Ansor Sultra Kutuk Bom Bunuh Diri di Makassar: Aksi Biadab Meruntuhkan Sendi Kemanusiaan

Baca juga: Bom Gereja Katedral Makassar, Muhammadiyah Sultra Sebut Bertentangan Misi Islam

KH Mursyidin berharap kerukunan dan kebersamaan antarumat beragama di Sulawesi Tenggara (Sultra) terus terjaga baik seperti yang sudah berlangsung selama ini.

Dia berharap seluruh umat di daerah ini tidak terpengaruh apalagi terprovokasi dengan aksi provokasi yang bisa memecah persatuan dan kesatuan umat beragama.

Ledakan Bom Makassar

Sebelumnya, pada Minggu (28/03/2021) terjadi ledakan bom di Gereja Katedral Makassar.

Bom tersebut diperkirakan meledak pada pukul 09.00 WIB atau 10.00 wita.

Selain personel polisi, tim medis juga langsung diterjunkan dengan ambulans.

Warga pun dilarang beraktivitas dekat dengan lokasi kejadian.

Adapun polisi mengamankan para warga maksimal 50 meter dari lokasi kejadian.

Akibat ledakan tersebut, dua jalan, yakni Jl. Kajaolailado dan Jl. RA Kartini ditutup.

Sedangkan ruas jalan lain masih normal seperti biasa.

Foto Kolase olah tempat kejadian perkara bom bunuh diri di Gereja Kateredal Makassar, Minggu (28/3/2021).
Foto Kolase olah tempat kejadian perkara bom bunuh diri di Gereja Kateredal Makassar, Minggu (28/3/2021). (Handover)

Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Pol Merdisyam, mengatakan, ada satu orang tewas yakni pelaku diduga bom bunuh diri tersebut.

Sedangkan, sembilan orang lainnya mengalami luka dan kini tengah menjalani perawatan.

"Satu korban yang dipastikan sebagai pelaku bom bunuh diri tersebut," ungkap Merdisyam.

"Kemudian ada sembilan masyarakat, lima petugas gereja, dan empat jemaat yang kini sedang dalam perawatan," paparnya.

Kini Densus 88 tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengumpulkan bukti, termasuk identitas pelaku pengeboman.

Dalam wawancara itu, Merdisyam juga menjelaskan kronologi hingga terjadi aksi pengeboman di area gereja.

Menurut saksi, ada seseorang yang ingin masuk gereja dalam kondisi naik motor.

"Di jalan ada satu motor yang mau masuk ke dalam parkiran, sempat ditahan oleh petugas gereja," ujar Merdisyam.

"Dan saat itulah terjadi ledakan, yang mengakibatkan korban, baik dari pelaku itu sendiri atau dari jemaat dan petugas gereja," sambungnya.

Ia menegaskan, pelaku belum sempat turun dari motor hingga terjadi ledakan itu.

"Kalau kita lihat dari olah TKP, jasad dan kendaraan itu menyatu, diduga belum turun karena ditahan oleh petugas gereja," ujar mantan Kapolda Sulawesi Tenggara ini. (*)

Laporan reporter tribunnewssultra.com,Husni Husein

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved