Disperindag Klaim Neraca Perdagangan di Sultra Pada 2020 Mengalami Surplus, Ini Alasannya
Sitti mengatakan, untuk sektor perdagangan di provinsi Sultra nilai ekspor mencapai 2,22 miliar USD sedangkan nilai impor 1,49 miliar USD.
Penulis: Muh Ridwan Kadir | Editor: Laode Ari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Tenggara Hj. Sitti Saleha mengklaim neraca perdagangan Sultra mengalami surplus pada 2020 lalu.
“Neraca perdagangan Sultra mengalami surplus sebesar 729 juta USD atau Rp10,2 triliun,”katanya saat diwawancarai di ruang kerjanya, Senin (15/03/2021).
Sitti mengatakan, untuk sektor perdagangan di provinsi Sultra nilai ekspor mencapai 2,22 miliar USD sedangkan nilai impor 1,49 miliar USD.
Menurutnya, neraca perdagangan menjadi indikator untuk mengukur seluruh transaksi internasional dalam periode tertentu.
Artinya, jika dalam setahun negara lebih banyak melakukan ekspor ketimbang impor, maka kondisi neraca perdagangan surplus.
Baca juga: Pedagang Sebut Pungutan Liar Marak di Pasar Pelelangan Ikan Kendari, Sewa Lapak hingga Puluhan Juta
Baca juga: Harga Cabai dan Bawang di Kota Kendari Naik, Pedagang Ungkap Pemicunya, Cek Harganya di Sini
Baca juga: Sekda Sultra Beber Kekayaan Sulawesi Tenggara, dari Emas, Aspal, Nikel untuk Mobil Listrik
Begitupun sebaliknya, jika dalam setahun negara lebih banyak melakukan impor ketimbang ekspor maka kondisi neraca perdagangan defisit.
Sitti mengatakan, nilai ekspor Sulawesi Tenggara didominasi pada sektor produk olahan industri pertambangan, serta komoditi perkebunan dan perikanan.
Sementara untuk produk impor didominasi oleh bahan bakar mineral dan mesin.
Kadis Disperindag Sultra menyatakan bahwa Pemerintah daerah (Pemda) bersama Stakeholder lainnya terus mendorong kegiatan ekspor di Sulawesi Tenggara.
Hal ini dalam rangka peningkatan perekonomian daerah dan masyarakat.
“Dengan positifnya neraca perdagangan Sultra diharapkan dapat memancing investor untuk berinvestasi di Sultra,” ujarnya.
Selain itu, akan membuka lapangan usaha baru yang akan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.
“Dampak dari hal ini yakni untuk mengurangi tingkat pengangguran di Sultra,” jelas Sitti.
Laporan Wartawan TribunnewsSultra.com, Muh. Ridwan Kadir