Pamit Mendaki Gunung, Rifaldi Malah Tewas Penuh Luka Lebam, Ibu: Anak Saya Disiksa sampai Meninggal
Jenazah akhirnya dimakamkan di Kecamatan Leppange, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (14/3/2021).
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Seorang pelajar bernama Muh Rifaldi (18) ditemukan tewas dengan penuh luka lebam.
Jenazah akhirnya dimakamkan di Kecamatan Leppange, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (14/3/2021).
Rifaldi akrab disapa Ippang ini dibawa menggunakan mobil ambulans dari rumah duka di Desa Kanawatu, Kecamatan Wotu, Luwu Timur menuju Wajo.
Saat mobil pembawa jenazah almarhum meninggalkan rumah duka, keluarga dan ibu almarhum menangis histeris.
Baca juga: Foto Anaknya Tersebar di WhatsApp, Keluarga Baru Tahu Putranya Tewas: Izin Camping Diksar
"Ippang, Ippang, anakku," kata ibu korban menangis saat melihat mobil ambulans berangkat dari rumah duka.
Rifaldi meninggal dengan luka lebam disekujur tubuhnya.
Korban diketahui mengikuti diklat yang dilaksanakan Kelompok Pecinta Alam (KPA) Sanggar Kreatif Anak Rimba (Sangkar) Luwu Timur.
Orang tua almarhum, Sudirman mengatakan, putranya ditipu dengan dalih pergi mendaki gunung atau camping sehingga ikut serta.
"Ternyata anak saya disiksa sampai meninggal," kata Sudirman kepada TribunLutim.com di rumah duka.
Baca juga: Guru Ngaji Ajak 6 Santri Laki-laki Menginap di Rumah, Ternyata Ujung-ujungnya Jadi Korban Sodomi
Keluarga korban menemukan mata kiri korban lebam, pinggang kiri dan kanan lebam, telinga keluar darah, kedua lengan lebam dan kakinya ada bekas luka terbakar.
Sudirman juga sudah melapor ke Polsek Wotu perihal penganiayaan yang dialami putra satu-satunya tersebut sampai meninggal.
Keluarga korban sangat berharap polisi mengusut tuntas kasus ini hingga para pelaku penganiayaan dintangkap dan dihukum berat.
Keluarga korban baru mengetahui almarhum meninggal di Puskesmas Tanalili, Luwu Utara, setelah foto almarhum ramai tersebar di group WhatsApp, Sabtu (13/3/2021).
Baca juga: Tengah Malam Sendirian ke Hotel, Pria Ini Ditemukan Tewas Terlentang saat Waktunya Check Out
Foto yang tersebar di group WhatsApp itu adalah screenshot dari akun facebook Eky Harbun yang menginformasikan kondisi korban.
"Sempat ada khe yg kenal anak pendaki gunung skrang ada di pusksmas tanalili, katax orng wotu blum ada keluarga yg jemput.." tulis Eky dalam postingannya itu.
Kakak korban, Devy mengatakan adiknya meninggalkan rumah untuk izin camping pada Senin (8/3/2021) malam.
"Malam Selasa tinggali rumah, sudah sekitar 5 hari 6 malam disana. Izin camping katanya tapi kayaknya ikut diksar angkatan baru," kata Devy.
"Ini hari ditahu kalau sakit dan ternyata sudah meninggal mhe juga," imbuh Devy.
"Itupun ditahu adik saya meninggal bukan dari panitia pelaksana, melainkan melalui media sosial yang diupload warga Luwu Utara," katanya.
Ia melanjutkan, informasi dari perawat Puskesmas Tanalili, adiknya tiba di puskesmas sekitar pukul 11.00 Wita.
"Yang bawa adik saya ke puskesmas bilang ke perawat, rawat mi dulu, nanti keluarganya datang jemput,"
"Kami baru tahu itu imformasi melalui media sosial yang diupload warga Luwu Utara, orang KPA tidak ada yang infokan," imbuhnya.
Hingga laporan dikirim, belum ada pernyataan dari pihak KPA Sangkar Luwu Timur.
Laporan Wartawan TribunLutim.com, Ivan Ismar
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Ikut Diklat KPA Sangkar Luwu Timur, Orangtua Rifaldi: Anak Saya Disiksa Sampai Meninggal