Ayah Ngaku akan Meninggal, Akhirnya Ditemukan Gantung Diri, Diduga Sudah Bunuh 2 Anak Kandungnya
Suyani (67) di Blitar sempat mengaku akan meninggal dunia pada saudaranya. Malah ditemukan tewas dengan dua anak kandungnya dengan luka cekik.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Seorang pria bernama Suyani (67) sempat mengaku akan meninggal dunia pada saudaranya.
Tak disangka, ucapan Suyani itu benar terjadi lantaran ia nekat gantung diri di rumahnya.
Pria di Blitar, Jawa Timur, itu diduga juga sudah membunuh dua anaknya, Nanda Riza Fransisca (21) dan Samuel Ardian Pradana (9).
Kini kematian satu keluarga itu masih belum menemukan titik terang.
Baca juga: Ayah Diduga Bunuh 2 Anak Lalu Gantung Diri: Luka Cekik dan Bantal Berlumuran Darah Dekat Jasad Anak

Sekeluarga itu ditemukan tewas gantung diri, Jumat (29/1/2021).
Riza dan Samuel ditemukan tergeletak di kamar sebelah tempat sang ayah bunuh diri.
Setelah melalui autopsi dari kepolisian, korban Riza dan Samuel mengalami luka lebam dan lecet pada leher seperti ditekan atau terkena benda tumpul.
Sementara Suyani disebutkan memang murni bunuh diri.
Hal ini menimbulkan dugaan bahwa Suyani nekat gantung diri setelah menewaskan kedua anaknya.
Dikutip TribunnewsSultra.com dari YouTube tvOneNews, jenazah segera diautopsi di RS Mardi Waluyo Blitar lalu dimakamkan pada Sabtu (30/1/2021) dini hari.
Dalam wawancara, Kapolres Blitar AKBP Leonard M. Sinambela membeberkan temuan pihak kepolisian dari proses autopsi.
Baca juga: Misteri Sekeluarga Tewas, Ayah Diduga Bunuh 2 Anak & Gantung Diri: Pernah Bahas Kematian ke Saudara
Yakni penyebab kematian kedua anak yang diakibatkan kekurangan oksigen setelah ada tekanan pada leher hingga menimbulkan luka.
"Kami terus bekerja untuk membuktikan terkait dengan peristiwa ini, seperti yang sudah kami update," ungkap Leonard.
"Bahwa penyebab kematian karena kekerasan tumpul pada leher yang mengakibatkan saluran napas dan darah (berhenti) sehingga mati lemas atau kekurangan oksigen kepada si pihak korban," paparnya.
Sedangkan penyebab kematian Suyani dipastikan karena ia menggantung dirinya dengan sengaja.
"Memang untuk gantung diri terhadap korban Suyani, kini sudah dapat kita pastikan bahwa memang kematian karena gantung diri," kata Leonard.
Baca juga: Ayah 72 Tahun Tewas Dihantam Kayu oleh Anaknya, Tetangga Dengar Suara Benturan Disusul Makian Pelaku
Sementara dari pemeriksaan luar, ada luka lebam dan lecet di leher Riza dan Samuel seperti bekas cekikan.
"Jadi bukan dihantam tapi ditekan," tegas Leonard.
Pihak kepolisian kini tengah mengumpulkan barang bukti lain, di antaranya bantal dan boneka penuh darah.
"Ada bantal, ada boneka berlumuran darah, kita akan kaitkan ini setelah melakukan pemeriksaan lebih mendalam, melalui laboratorium forensik Polda Jawa Timur," ujar Leonard.
"Ini apakah ditekan atau dicekik secara langsung, atau menggunakan media lain, dalal hal ini bantal ataupun boneka," sambungnya.
Sembari memeriksa barang bukti, pihak kepolisian juga sudah memeriksa lima orang saksi dari tetangga dan kerabat.
Leonard menyebut sejauh ini memang muncul dugaan bahwa Suyanilah penyebab kematian kedua anaknya.
Namun ia menegaskan, pihak kepolisian belum bisa memastikan hal itu.
"Banyak yang menarik kesimpulan bahwa bapak ini mungkin membunuh anaknya dulu baru kemudian bunuh diri," ujarnya.
Baca juga: Nyawa Ayah dan Anak Melayang setelah Berkelahi dengan Kepala Dusun, Ternyata Ini Penyebabnya
Dari lima orang saksi yang diperiksa, mereka mengaku tidak tahu apa-apa kecuali setelah sekeluarga ditemukan meninggal dunia.
Namun, ada dua orang saksi dari saudara yang menyebut Suyani pernah membahas soal kematian dirinya.
"Saksi dua orang suami istri yang merupakan kerabatnya, menceritakan bahwa memang korban atas nama Suyani ini pernah bercerita bahwa dia akan meninggal dunia, minta menitipkan anaknya," terangnya.
"Dan ini tidak disangka oleh saksi bahwa itu serius disampaikan, dianggap angin lalu," imbuhnya.
Leonard menyebut, ucapan Suyani pada saksi kemungkinan berupa kelugan.
Saksi pun sempat mendengar keluhan Suyani soal tubuhnya yang tidak nyaman hingga diajak untuk beribadah.
"Sebenarnya tidak terlalu detail juga disampaikan, jadi mungkin hanya mengeluh," kata Leonard.
"Karena ini disampaikan kepada saudaranya langsung, waktu itu dijawab diajak untuk ibadah di gereja saja, karena memang kondisinya merasa tidak nyaman.
"Kalau keluhan lain sih, sakit, terasa sesak dan panas," tuturnya.
Dikutip TribunnewsSultra.com dari Surya.co.id, peristiwa kematian ayah dan anak itu pertama diketahui setelah anak korban bernama Henok menghubungi warga.
Henok yang tinggal di Timor Leste mengaku tak bisa menghubungi ayahnya setelah beberapa kali ditelepon.
Bahkan ia juga tak bisa menghubungi adiknya, hingga ia menelepon tetangga bernama Nur Haya (19) pada Jumat pagi.
Nur Haya pun mengecek rumah korban pada 10.20 WIB.
Lantaran pintu depan rumah terkunci, Nur Haya lewat pintu dapur.
Betapa kagetnya, ia langsung melihat Suyani sudah dalam kondisi tergantung.
Padahal, Nur Haya mengaku, Jumat pagi korban masih terlihat beraktivitas.
Nur Haya pun langsung berteriak meminta tolong pada warga hingga terungkap Riza dan Samuel juga sudah tewas.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
(TribunnewsSultra.com/Ifa Nabila) (Surya.co.id/Imam Taufiq)