Ayah Diduga Bunuh 2 Anak Lalu Gantung Diri: Luka Cekik dan Bantal Berlumuran Darah Dekat Jasad Anak
Seorang ayah bernama Suyani di Blitar diduga membunuh kedua anaknya, Nanda Riza Fransisca (21) dan Samuel Ardian Pradana (9), lalu gantung diri.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Seorang ayah bernama Suyani (67) diduga membunuh kedua anaknya, Nanda Riza Fransisca (21) dan Samuel Ardian Pradana (9), lalu gantung diri.
Namun, misteri temuan mayat sekeluarga di Blitar, Jawa Timur, masih belum menemukan titik terang.
Ada barang bukti berupa bantal dan boneka berlumuran darah di dekat jasad kedua anak itu.
Polisi pun masih belum dapat memastikan bagaimana kronologi lengkap kasus ini, selain memastikan bahwa Suyani memang bunuh diri.
Diketahui, Suyani ditemukan tewas gantung diri, Jumat (29/1/2021).
Baca juga: Misteri Sekeluarga Tewas, Ayah Diduga Bunuh 2 Anak & Gantung Diri: Pernah Bahas Kematian ke Saudara

Serta dua anaknya tergeletak di kamar sebelahnya.
Setelah melalui autopsi dari kepolisian, korban Riza dan Samuel mengalami luka lebam dan lecet pada leher seperti ditekan atau terkena benda tumpul.
Sementara Suyani disebutkan memang murni bunuh diri.
Hal ini menimbulkan dugaan bahwa Suyani nekat gantung diri setelah menewaskan kedua anaknya.
Namun tidak dapat dipastikan apakah Suyani menjadi pelaku tunggal atau sebenarnya ada pihak lain.
Dikutip TribunnewsSultra.com dari YouTube tvOneNews, jenazah segera diautopsi di RS Mardi Waluyo Blitar lalu dimakamkan pada Sabtu (30/1/2021) dini hari.
Baca juga: Sekeluarga Diduga Tewas Bunuh Diri, Ayah Ditemukan Tergantung, Mulut Anak Berbusa
Dalam wawancara, Kapolres Blitar AKBP Leonard M. Sinambela membeberkan temuan pihak kepolisian dari proses autopsi.
Yakni penyebab kematian kedua anak yang diakibatkan kekurangan oksigen setelah ada tekanan pada leher hingga menimbulkan luka.
"Kami terus bekerja untuk membuktikan terkait dengan peristiwa ini, seperti yang sudah kami update," ungkap Leonard.
"Bahwa penyebab kematian karena kekerasan tumpul pada leher yang mengakibatkan saluran napas dan darah (berhenti) sehingga mati lemas atau kekurangan oksigen kepada si pihak korban," paparnya.