Rektor UHO Kendari Wafat

Cerita Inspiratif Rektor UHO Kendari Prof Armid Dikenang Kakak Kandung, Pejabat Kampus dan Mahasiswa

Cerita inspiratif Rektor UHO Kendari, Prof Armid, semasa hidup diungkapkan kakak kandung, pejabat kampus, mahasiswa dan mantan mahasiswa.

Penulis: Sugi Hartono | Editor: Muhammad Israjab
KOLASE FOTO: Dokumentasi TribunnewsSultra.com
REKTOR UHO WAFAT - Mulai dari kakak kandung, pejabat kampus, mahasiswa dan mantan mahasiswa, mengenang kisah inspiratif Rektor Universitas Halu Oleo, Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Prof Armid, semasa hidupnya. Seperti ketika berada di Jepang menempuh kuliah, demi bertahan hidup rela menjadi buruh panggul ikan. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Meninggal dunia di usia 50 tahun, Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Prof Armid, menyimpan cerita inspiratif.

Sosok rektor kelahiran di Kendari pada 18 Juni 1975, menyimpan cerita inspiratif seperti ketika menempuh pendidikan, dosen hingga ketika menjabat orang nomor satu di kampus UHO Kendari.

Cerita inspiratif ini diungkapkan pihak kakak kandung, pejabat kampus, mahasiswa dan mantan mahasiswa UHO Kendari.

Baca juga: Prof Armid Rektor UHO Kendari Kedua Wafat Menjabat, Sejarah Universitas Halu Oleo dan Pimpinannya

Tercatat, Prof Armid menjabat rektor periode 2025-2029. Dilantik 1 Agustus 2025 lalu, untuk menggantikan Prof Zamrun Firihu.

Namun, takdir berkata lain, ia hanya menjabat 23 hari. Setelah dinyatakan meninggal dunia, pada Sabtu (23/8/2025) kemarin di RS Korem Kendari, Provinsi Sultra.

Sang kakak kandung, Tohir saat diwawancarai jurnalis TribunnewsSultra.com di rumah duka, mengungkapkan kodisi terakhir, sebelum adiknya meninggal dunia.

Prof Armid sempat dilarikan ke RS Ismoyo Kendari, Jalan Drs H Abdullah Silondae, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, setelah sesak napas serta sakit bagian dada. 

Padahal rektor kampus yang dijuluki Kampus Hijau Bumi Tridharma, masih sempat berbincang dengan sang istri, Fahmiati.

Selang beberapa lama, Fahmiati, menemui suaminya di ruang kerja sudah posisi jatuh tertelungkup.

"Kalau tidak salah jam 06.10 setelah magrib, jam 6 lewat 10. Awalnya, sang istri, menemukan Prof Armid di ruang kerjanya di rumah."

"Dari istrinya sempat jatuh, karena istrinya tadi katanya persiapan besok lagi menyetrika. Ternyata sudah masuk di ruang kerjanya sudah posisi jatuh tertelungkup," kata Tohir.

Setelah dilarikan ke rumah sakit, pertarungan melawan maut pun dimulai. Tim dokter berupaya keras menyelamatkan nyawa Prof Armid. Mereka bahkan menggunakan pompa jantung.

Baca juga: Setelah Rektor UHO Kendari Prof Armid Meninggal Dunia, Kampus Tunggu Arahan Kementerian

"Dokter sempat kewalahan hingga berkeringat," kata sang kakak.

Selama 2 jam, kondisi Prof Armid terus dipantau. Monitor jantung menunjukkan pergerakan fluktuatif, angka 30, 15, kemudian nol, sebelum naik lagi 15.

Namun, nyawa Rektor UHO tersebut tak tertolong. Dia dinyatakan meninggal dunia sekitar 20.08 WITA.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved