Alasan Hari Ayah Nasional Diperingati 12 November, Dimulai dari Sebuah Pertanyaan, Deklarasi 2006
Berikut ini alasan Hari Ayah Nasional diperingati pada tanggal 12 November. Dideklarasikan pada tahun 2006.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Dari pertanyaan sederhana itulah, muncul sebuah ide.
Pasalnya, belum ada hari perayaan nasional untuk ayah saat itu.
Dan ide tersebut adalah mewujudkan Hari Ayah Nasional.
PPIP pun melakukan audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surakarta untuk menyusun peringatan Hari Ayah di Indonesia.
Setelah melalui serangkaian audiensi, PPIP kemudian mendeklarasikan Hari Ayah Nasional pada 12 November 2006.
Deklarasi itu dilakukan di Pendapi Gede Balai Kota Solo dengan dihadiri ratusan orang dari berbagai kalangan.
Melalui jaringan PPIP, deklarasi serupa juga diselenggarakan di Maumere dan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Deklarasi tersebut digabung dengan hari kesehatan dengan mengambil semboyan “Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya”.
Pada hari dan jam yang sama, deklarasi Hari Ayah juga dilakukan di Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Demikian sejarah terbentuknya hari Ayah Nasional.
Piagam deklarasi Hari Ayah Nasional dan buku Kenangan Ayah juga dikirim kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta bupati di empat penjuru Indonesia, yakni di Sabang, Merauke, Sangir Talaud, dan Pulau Rote.
Peristiwa ini pun menjadi tonggak sejarah penetapan Hari Ayah Nasional, dengan peringatan dilakukan setiap 12 November.
Apabila merujuk pada deklarasi peringatan pada tahun 2016 lalu, perayaan Hari Ayah Nasional memasuki usia ke-9 tahun.
50 Kata-kata untuk Hari Ayah Nasional 2025
- Selamat Hari Ayah — untuk sosok tenang yang selalu jadi rumah di setiap pulang.
- Ayah, engkau tak banyak bicara, tapi kasihmu terasa di setiap langkahku.
- Terima kasih, Ayah, untuk segala peluh yang tak pernah kau hitung.
- Di balik diamnya, Ayah menyimpan doa yang paling tulus.
- Ayah, pahlawan tanpa jubah, penjaga tanpa tanda jasa.
- Kasih Ayah, sederhana tapi dalamnya tak terukur.
- Selamat Hari Ayah, untuk pria pertama yang mengajariku arti tanggung jawab.
- Ayah, terima kasih sudah jadi tempat pulang yang paling kuat.
- Tak selalu memeluk, tapi selalu menjaga dari jauh.
- Ayah, langkahmu mungkin pelan, tapi hatimu selalu sigap melindungi.
- Terima kasih telah menjadi bahu yang tak pernah lelah menampung dunia kami.
- Ayah bukan hanya sosok, tapi perasaan aman yang tak tergantikan.
- Untuk Ayah, yang cintanya tak perlu kata-kata.
- Ayah, engkaulah definisi kesabaran yang sesungguhnya.
- Tak perlu hari khusus untuk mengingatmu, Ayah — setiap detik adalah doaku untukmu.
- Selamat Hari Ayah, terima kasih sudah jadi alasan aku berani bermimpi.
- Di balik kerasnya suaramu, ada kasih yang lembut tak pernah pudar.
- Ayah, semoga sehat dan bahagia selalu. Dunia terasa utuh karena ada kamu.
- Cinta Ayah seperti langit — luas, diam, tapi selalu menaungi.
- Ayah, terima kasih karena selalu memperjuangkan tanpa banyak bicara.
- Engkau mengajarkan bahwa cinta tak harus selalu diucapkan, tapi dibuktikan.
- Selamat Hari Ayah, untuk segala keringat yang berubah jadi senyum anakmu.
- Ayah, engkau adalah definisi ketulusan yang tak pernah habis.
- Aku tumbuh karena doamu, Ayah.
- Terima kasih sudah jadi fondasi yang membuatku berdiri kokoh.
- Ayah, pelukmu mungkin jarang, tapi kasihmu selalu ada.
- Untuk Ayah, yang menjadikan cinta sebagai tindakan, bukan ucapan.
- Selamat Hari Ayah, untuk sosok kuat yang selalu lembut di hatinya.
- Di setiap langkahku, ada jejakmu yang tak pernah hilang.
- Ayah, terima kasih telah mencintaiku tanpa syarat dan tanpa henti.
- Cintamu mungkin tak bersuara, tapi selalu terasa.
- Engkaulah tempat aman yang selalu kusebut "Ayah."
- Terima kasih, Ayah, telah mengajarkan arti tangguh dan sederhana.
- Ayah, maaf jika aku jarang bilang: aku sangat mencintaimu.
- Selamat Hari Ayah, untuk pria yang mengajarkanku cara menjadi kuat dengan hati lembut.
- Di setiap keberhasilanku, ada doa ayah yang berbisik lembut.
- Ayah, cintamu tak pernah menuntut, hanya memberi.
- Engkaulah sosok pertama yang mengajarkanku cara menghadapi dunia.
- Terima kasih, Ayah, karena selalu percaya pada langkahku.
- Ayah, kehadiranmu adalah ketenangan yang selalu kurindukan.
- Untuk Ayah, cinta yang sederhana tapi tak tergantikan.
- Selamat Hari Ayah — semoga kebahagiaan selalu bersamamu, sebagaimana doamu selalu bersamaku.
- Ayah, terima kasih karena selalu jadi alas yang kuat untuk setiap impianku.
- Engkau bukan hanya orang tua, tapi pemandu hidup yang penuh kasih.
- Ayah, semoga setiap langkahmu selalu dilimpahi berkah dan kesehatan.
- Dunia terasa aman selama ada ayah di dalam doa.
- Terima kasih sudah jadi rumah, perlindungan, dan kebanggaan kami.
- Ayah, engkau mengajarkan arti cinta yang tak butuh banyak kata.
- Selamat Hari Ayah, untuk pahlawan yang mencintai dalam diam.
- Aku mungkin jarang bilang, tapi ayah adalah alas dari semua keberanianku.
(TribunSumsel.com)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/Potret-ilustrasi-ayah-bersama-anak-anaknya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.