Viral Orangtua Timothy Sempat Enggan Tempuh Jalur Hukum, Kini Izinkan Polisi Periksa HP dan Laptop
Awalnya orangtua Timothy sempat enggan menempuh jalur hukum atas kematian anaknya.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Namun Sharon tak menyangka, beberapa jam setelah Timmy di kampus, dirinya mendapat kabar mengejutkan.
Sosok pertama yang mengabarinya soal insiden nahas yang dialami Timmy adalah pembimbing skripsi anaknya.
Sharon diminta untuk segera datang ke IGD Rumah Sakit Sanglah, namun sang dosen tidak menceritakan lebih lanjut mengenai kondisi Timothy.
Mendapat kabar tersebut, Sharon pun langsung buru-buru datang ke IGD. Sesampai di sana, rupanya Timothy sedang diobservasi menyeluruh untuk mengetahui organ-organ yang terluka.
Sharon pun menegaskan bahwa saat itu putranya masih membuka mata dan dalam kondisi sadar. Selain itu, sekilas juga tubuhnya terlihat utuh dan tak ada luka terbuka.
"Masih buka mata, jadi memang dari jatuh sampai saya datang pun itu Timmy (panggilan Timothy) dalam keadaan sadar," kata Sharon, dikutip dari Youtube Curhat Bang Denny Sumargo, Senin (27/10/2025).
Selain itu, Sharon juga sempat membantu proses rontgent sang putra dengan memegangi bagian tubuhnya. Namun sebelum proses itu, Sharon sempat mengobrol dengan anaknya dan terungkap kata terakhir Timothy Anugerah sebelum meninggal.
Ia bertanya kepada Timothy soal dari lantai berapa dirinya jatuh, karena awalnya ia diberitahu bahwa putranya jatuh dari lantai 2. Selain itu ada juga yang mengatakan anaknya jatuh dari 3.
"Saya tanya sama Timmy, 'Timmy, ini ada yang bilang dari lantai 2, ada yang bilang dari lantai 3, Timmy jatuhnya dari mana?'" ungkap Sharon.
Saat itu, Timmy pun mengatakan bahwa dirinya jatuh dari lantai 4, bukan lantai 2 seperti berita yang beredar.
"Terus Timmy bilang, 'lantai empat Mommy' gitu, Timmy bilang seperti itu sama saya," lanjut Sharon menirukan ucapan putranya.
Namun karena melihat kondisi Timothy yang sakit parah, Sharon pun tidak tega untuk bertanya lebih lanjut mengenai alasan putranya bisa jatuh.
"Saya nggak tanya lebih lanjut, apakah kamu menjatuhkan diri, atau ada yang mendorong, atau apa pun, itu buat saya nggak ada sama sekali (keinginan bertanya) di suasana seperti itu untuk tanya begitu," ujarnya.
Dalam kondisi itu, sang ibu pun hanya berupaya untuk memberikan kekuatan kepada putranya untuk berjuang. Sharon juga meminta kepada anaknya untuk berpasrah kepada Tuhan untuk menolongnya.
Saat itu, Timothy sempat mengucapkan "bius, bius." Menurut Sharon, kemungkinan putranya merasa kesakitan sehingga dirinya ingin dibius.
"Mungkin dia ingin dibius supaya nggak sakit, mungkin. Dia juga sempet ngomong 'mau duduk', tapi kan dia ini (leher) disangga, harus posisinya begini (telentang), jadi tentu saja belum bisa, jadi saya bilang Timmy sabar ya, nanti, ini masih diperiksa Timmy, jadi Timmy sabar dulu," tuturnya.
Kemudian, mahasiswa jurusan Sosiologi itu juga sempat meminta minum kepada ibunya. Namun ibunya hanya bisa berkata, "Iya, nanti ya, habis ini."
Setelah menjalani proses rontgen dan CT Scan, kondisi Timothy semakin menurun. Dokter dan tenaga medis pun telah melakukan berbagai usaha untuk mengembalikan kondisi pasien.
Namun di tengah proses itu, Sharon merasakan bahwa putranya telah meninggal dunia, sebelum ia diberitahu oleh dokter. Ketika itu, Sharon pun mengaku ikhlas dengan kepergian anaknya.
Timothy Tidak Dibully Selama Kuliah
Selain mengungkap kata terakhir Timothy Anugerah sebelum meninggal, ibunda juga yakin bahwa putranya tersebut tidak mengalami perundungan semasa kuliah. Hal itu lantaran dirinya merasa mengenal betul sifat dari anaknya tersebut.
Selain pintar dan aktif bersosialisasi, Timothy juga sudah tahu cara mengatasi perundungan. Sharon pun yakin putranya tersebut tidak dibully saat kuliah di Unud.
Namun perundungan itu justru terjadi setelah putranya meninggal. Bahkan, terungkap juga bahwa orang-orang yang membully tersebut tidak mengenal Timothy, karena berbeda fakultas.
Meski putranya tidak dibully semasa hidupnya, Sharon tidak memungkiri bahwa kasus perundungan terjadi di mana-mana. Perundungan dapat terjadi dari jenjang usia dini hingga perguruan tinggi, bahkan di tempat kerja.
"Saya rasa kalau selama kuliah dia nggak dibully ya, walaupun setelah itu (kematian) ada bullyan dan sebagainya, tapi isu tentang bully itu exist," kata Sharon.
Lebih lanjut, Sharon pun berharap dengan kasus putranya ini, semua orang diingatkan untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya. (*)
(Grid.id)(TribunnewsSultra.com/Desi Trina)(Kompas.tv)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/Ilustrasi-laptop-dan-handphone-KIRI-Mahasiswa-Universitas-Udayana-Bali-Timothy.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.