Viral Orangtua Timothy Sempat Enggan Tempuh Jalur Hukum, Kini Izinkan Polisi Periksa HP dan Laptop

Awalnya orangtua Timothy sempat enggan menempuh jalur hukum atas kematian anaknya. 

Freepik/Ist
KASUS VIRAL - Ilustrasi laptop dan handphone (KIRI). Mahasiswa Universitas Udayana Bali, Timothy yang ditemukan tewas terjatuh di area kampus (KANAN).  

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Awalnya orangtua Timothy sempat enggan menempuh jalur hukum atas kematian anaknya. 

Namun kini, menyerahkan proses pengungkapan penyebab kematian mahasiswa Universitas Udayana (Unud) itu ke pihak kepolisian. 

Dalam hal ini, Kepolisian Daerah atau Polda Bali akan mengusut kasus yang tengah viral itu di media sosial. 

Seperti diketahui, Timothy merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Udayana

Pada Rabu (15/10/2025), ia ditemukan terjatuh dan tergeletak di kawasan kampus. 

Timothy dikabarkan sempat dilarikan ke rumah sakit. 

Namun nyawanya tidak tertolong saat akan menjalani penanganan medis. 

Baca juga: Percakapan Terakhir Timothy dan Ibunya Sebelum Tewas, Ingin Segera Dibius, Akui Jatuh dari Lantai 4

Orangtua Timothy awalnya sudah menandatangani surat pernyataan tidak memproses kematian putranya ke jalur hukum. 

Mereka menolak untuk handphone dan laptop anaknya diperiksa polisi. 

Namun, karena kejanggalan atas kematian Timothy, orangtua pun melaporkan kasus kematian Timothy ke polisi. 

Tepatnya tiga hari setelah kepergian anaknya, pada 18 Oktober 2025, ayah Timothy, Lukas Triana Putra melaporkan peristiwa yang menimpa putranya ini ke polisi. 

Ia menginginkan agar dilakukan pengusutan untuk mengungkap penyebab kematian anaknya. 

Hal ini mengingat ada kesimpangsiuran mengenai lokasi sebelum jatuh. 

Sempat beredar kabar, Timothy jatuh dari lantai dua. 

Belakangan Timothy disebut jatuh dari lantai empat.

Dikutip dari Kompas TV, Polda Bali terus mengusut kematian Timothy Anugerah Saputra (22), Universitas Udayana, Denpasar.

Terbaru, polisi tengah memeriksa telepon seluler atau ponsel dan laptop milik korban.

Kabid Humas Polda Bali Kombes Ariasandy menjelaskan dua perangkat milik Timothy itu diperiksa untuk mengetahui penyebab kematian korban yang diduga karena bunuh diri.

“Ada perangkat dari korban yang kami berusaha dalami, untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda penyebab yang bersangkutan melakukan bunuh diri. Itu ponsel dan laptop," kata Ariasandy, Sabtu (25/10/2026).

Ariasandy menuturkan, orang tua Timothy sebelumnya menolak untuk barang pribadi anaknya diperiksa. 

Kini orang tua Timothy menerima kematian anaknya.

Hal ini, setelah polisi melakukan pendekatan dan memberikan penjelasan, orang tua korban akhirnya menyerahkan ponsel dan laptop anaknya ke Direktorat Reserse Siber Polda Bali untuk diselidiki.

Menurut Ariasandy, polisi masih memeriksa kedua perangkat itu. Polisi tengah menganalisis kemungkinan adanya hubungan antara kematian Timothy dengan pola komunikasi yang dilakukan selama ini.

PENYEBAB KEMATIAN TIMOTHY - Lokasi Timohty jatuh di Gedung FISIP Universitas Udayana (KIRI). Foto Timohty Anugerah Saputra (KANAN). Sebelum tewas, Timothy sempat berbincang singkat dengan ibunya, Sharon. Ia menyebut bahwa dirinya jatuh dari lantai 4 di kampusnya. 
PENYEBAB KEMATIAN TIMOTHY - Lokasi Timohty jatuh di Gedung FISIP Universitas Udayana (KIRI). Foto Timohty Anugerah Saputra (KANAN). Sebelum tewas, Timothy sempat berbincang singkat dengan ibunya, Sharon. Ia menyebut bahwa dirinya jatuh dari lantai 4 di kampusnya.  (Youtube Kompas TV/Ist)

Ariasandy menegaskan, setelah proses penyelidikan rampung, pihaknya akan membuka hasil penyelidikan tersebut kepada publik.

"Begitu sudah selesai, baru kami bisa pastikan apakah kejadiannya ada indikasi ke pidana, kecelakaan, atau memang betul-betul bunuh diri," kata Ariasandy dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, ia menuturkan Polda Bali sudah memeriksa CCTV Gedung FISIP Universitas Udayana dari tanggal 15 sampai 20 Oktober 2025.

Hasilnya, polisi tidak dapat melihat lokasi yang diduga tempat bunuh diri korban. Ia menyebut semua CCTV yang ada di lantai 4 tidak satu pun menyorot lokasi tempat korban diduga melakukan bunuh diri.

“Ada tiga CCTV yang statis, tidak bisa digerakkan, mengarahnya ke tangga, kemudian ke bangunan, tetapi tidak cover lokasi korban diduga bunuh diri," katanya.

Adapun Timothy ditemukan tewas usai jatuh dari lantai empat gedung kampus FISIP Universitas Udayana di Kampus Sudirman Denpasar pada Rabu (15/10/2025) pagi. Korban sempat dilarikan ke RSUP Prof. Ngoerah Denpasar.

Detik-detik Terakhir Timothy

Percakapan terakhir Timothy dan ibunya sebelum tewas. 

Kematian pemuda berusia 22 tahun itu masih menyisakan tanda tanya. 

Walaupun sempat beredar kabar bahwa dirinya menjatuhkan diri sendiri dari lantai 2 kampusnya, Universitas Udayana (Unud), namun Timothy ternyata sempat membantahnya. 

Hal ini diungkapkan ibu kandungan, Sharon.

Saat itu, Sharon hadir menjadi bintang tamu dalam podcast Denny Sumargo. 

Ia mengungkapkan beberapa hal terkait kematian anaknya. 

Salah satunya, saat detik-detik terakhir dirinya mendampingi anaknya di rumah sakit. 

Pada hari kejadian, Rabu (15/10/2025), Sharon mendapat kabar pihak kampus. 

Ia diberitahu bahwa Timothy terjatuh. 

Sharon pun langsung menuju ke rumah sakit, karena anaknya dilarikan ke sana. 

Sebelumnya, Timothy sudah pamit ke ibunya untuk ke kampus. 

Timmy sapaannya itu mengatakan akan konsultasi dengan dosen pembimbing skripsi.

Timothy pun ingin bersantai jalan kaki ke kampusnya, karena dirinya memang gemar berjalan kaki sejak dulu. 

Menurut sang ibu, tak ada yang berbeda dari putranya saat itu.

Timmy juga sudah berencana akan ke gereja setelah dari kampus. 

Namun Sharon tak menyangka, beberapa jam setelah Timmy di kampus, dirinya mendapat kabar mengejutkan.

Sosok pertama yang mengabarinya soal insiden nahas yang dialami Timmy adalah pembimbing skripsi anaknya. 

Sharon diminta untuk segera datang ke IGD Rumah Sakit Sanglah, namun sang dosen tidak menceritakan lebih lanjut mengenai kondisi Timothy.

Mendapat kabar tersebut, Sharon pun langsung buru-buru datang ke IGD. Sesampai di sana, rupanya Timothy sedang diobservasi menyeluruh untuk mengetahui organ-organ yang terluka.

Sharon pun menegaskan bahwa saat itu putranya masih membuka mata dan dalam kondisi sadar. Selain itu, sekilas juga tubuhnya terlihat utuh dan tak ada luka terbuka.

"Masih buka mata, jadi memang dari jatuh sampai saya datang pun itu Timmy (panggilan Timothy) dalam keadaan sadar," kata Sharon, dikutip dari Youtube Curhat Bang Denny Sumargo, Senin (27/10/2025).

Selain itu, Sharon juga sempat membantu proses rontgent sang putra dengan memegangi bagian tubuhnya. Namun sebelum proses itu, Sharon sempat mengobrol dengan anaknya dan terungkap kata terakhir Timothy Anugerah sebelum meninggal.

Ia bertanya kepada Timothy soal dari lantai berapa dirinya jatuh, karena awalnya ia diberitahu bahwa putranya jatuh dari lantai 2. Selain itu ada juga yang mengatakan anaknya jatuh dari 3.

"Saya tanya sama Timmy, 'Timmy, ini ada yang bilang dari lantai 2, ada yang bilang dari lantai 3, Timmy jatuhnya dari mana?'" ungkap Sharon.

Saat itu, Timmy pun mengatakan bahwa dirinya jatuh dari lantai 4, bukan lantai 2 seperti berita yang beredar.

"Terus Timmy bilang, 'lantai empat Mommy' gitu, Timmy bilang seperti itu sama saya," lanjut Sharon menirukan ucapan putranya.

Namun karena melihat kondisi Timothy yang sakit parah, Sharon pun tidak tega untuk bertanya lebih lanjut mengenai alasan putranya bisa jatuh.

"Saya nggak tanya lebih lanjut, apakah kamu menjatuhkan diri, atau ada yang mendorong, atau apa pun, itu buat saya nggak ada sama sekali (keinginan bertanya) di suasana seperti itu untuk tanya begitu," ujarnya.

Dalam kondisi itu, sang ibu pun hanya berupaya untuk memberikan kekuatan kepada putranya untuk berjuang. Sharon juga meminta kepada anaknya untuk berpasrah kepada Tuhan untuk menolongnya.

Saat itu, Timothy sempat mengucapkan "bius, bius." Menurut Sharon, kemungkinan putranya merasa kesakitan sehingga dirinya ingin dibius.

"Mungkin dia ingin dibius supaya nggak sakit, mungkin. Dia juga sempet ngomong 'mau duduk', tapi kan dia ini (leher) disangga, harus posisinya begini (telentang), jadi tentu saja belum bisa, jadi saya bilang Timmy sabar ya, nanti, ini masih diperiksa Timmy, jadi Timmy sabar dulu," tuturnya.

Kemudian, mahasiswa jurusan Sosiologi itu juga sempat meminta minum kepada ibunya. Namun ibunya hanya bisa berkata, "Iya, nanti ya, habis ini."

Setelah menjalani proses rontgen dan CT Scan, kondisi Timothy semakin menurun. Dokter dan tenaga medis pun telah melakukan berbagai usaha untuk mengembalikan kondisi pasien.

Namun di tengah proses itu, Sharon merasakan bahwa putranya telah meninggal dunia, sebelum ia diberitahu oleh dokter. Ketika itu, Sharon pun mengaku ikhlas dengan kepergian anaknya.

Timothy Tidak Dibully Selama Kuliah

Selain mengungkap kata terakhir Timothy Anugerah sebelum meninggal, ibunda juga yakin bahwa putranya tersebut tidak mengalami perundungan semasa kuliah. Hal itu lantaran dirinya merasa mengenal betul sifat dari anaknya tersebut.

Selain pintar dan aktif bersosialisasi, Timothy juga sudah tahu cara mengatasi perundungan. Sharon pun yakin putranya tersebut tidak dibully saat kuliah di Unud.

Namun perundungan itu justru terjadi setelah putranya meninggal. Bahkan, terungkap juga bahwa orang-orang yang membully tersebut tidak mengenal Timothy, karena berbeda fakultas.

Meski putranya tidak dibully semasa hidupnya, Sharon tidak memungkiri bahwa kasus perundungan terjadi di mana-mana. Perundungan dapat terjadi dari jenjang usia dini hingga perguruan tinggi, bahkan di tempat kerja.

"Saya rasa kalau selama kuliah dia nggak dibully ya, walaupun setelah itu (kematian) ada bullyan dan sebagainya, tapi isu tentang bully itu exist," kata Sharon.

Lebih lanjut, Sharon pun berharap dengan kasus putranya ini, semua orang diingatkan untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya. (*)

(Grid.id)(TribunnewsSultra.com/Desi Trina)(Kompas.tv)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved